Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Virtual Reality atau VR biasanya digunakan sebagai hiburan, seperti untuk bermain game atau untuk menonton televisi.
VR adalah suatu teknologi visual yang penggunanya akan berhadapan dengan objek yang bersifat virtual atau maya. Objek tersebut akan bergerak secara nyata dan dapat berinteraksi dengan pengguna.
VR banyak digunakan pada era digital ini. Bahkan banyak teknologi yang tercipta dengan memanfaatkan Virtual Reality.
Salah satunya adalah teknologi dalam bidang kesehatan. Faktanya, dunia medis memanfaatkan VR sejak tahun 1990-an dengan penggunaan alat simulasi laparoskopi dan endoskopi.
Baca Juga
Pada tahun 2015, VR digunakan dalam pendidikan dokter spesialis bedah saraf untuk menunjukan bahwa adanya peningkatan kemampuan motorik.
Beberapa universitas di luar negeri, menggunakan teknologi VR sebagai media belajar etika dan kemampuan komunikasi dengan pasien virtual dalam pendidikan kedokteran.
Pada tahun 2016, Nicklaus Hospital di Amerika Serikat menggunakan VR milik Google Cardboard untuk memandu dokter bedah saat melakukan bedah jantung anak.
Dengan menggunakan VR, citra radiologi berbentuk tiga dimensi dapat membantu dokter untuk menentukan lokasi pembedahan pada tubuh pasien.
Peneliti Woodrow Wilson School of Public and International Affairs di Princeton University New Jersey, Anita Gupta, mengungkapkan jika teknologi VR dapat sangat bermanfaat untuk terapi gangguan psikologis.
Dalam bidang psikoterapi, VR digunakan para prajurit yang mengalami Post Trauma Stress Disorder (PTSD) setelah kembali dari medan perang.
Teknologi VR dapat digunakan sebagai terapi pengalih rasa sakit pada pasien luka bakar yang sedang menjalani perawatan luka.
Dalam terapi ini, teknologi VR digunakan bersama dengan terapi lain seperti mekanisme biofeedback dan terapi perilaku kognitif.
Hasilnya, teknologi realitas maya dapat digunakan sebagai terapi conditioning dan exposure, yang membuat pasien dapat mengubah cara mereka merespon rasa sakit.
Peneliti dari Chalmers University of Technology di Swedia, Max Ortiz Catalan, berpendapat jika pasien perlu mengerti jika teknologi VR hanyalah instrumen perantara, bukanlah inti dari terapi yang dilakukan.
Selain pereda rasa sakit, beberapa negara membuktikan jika VR bisa digunakan dalam bidang medis khususnya terapi autisme, mengatasi kecanduan narkoba, serta meningkatkan keseimbangan pada penderita glukoma.
Sebagai negara dengan pengguna smartphone terbesar di dunia, bukan tidak mungkin jika nantinya teknologi VR atau Virtual Reality bisa digunakan dalam bidang medis. Kita nantikan ya.
Terkini
- Vivo Kini Hadirkan Layanan Perbaikan Antar Jemput, Permudah Reparasi Smartphone
- Qualcomm Hadirkan Model AI Meta Llama 3 untuk Perangkat yang Ditenagai Snapdragon
- Kembali Produktif Usai Liburan dengan Samsung Galaxy A55 5G, Cek Bagaimana Caranya
- Cek Harga Huawei Band 9, Apa Saja yang Ditawarkannya?
- NAB 2024: Western Digita Hadirkan Solusi Penyimpanan untuk Industri Media dan Hiburan
- Fitur Smart Switch, Memudahkan Pindah Data Data Samsung Galaxy A15
- Software Update Samsung Galaxy Tab S9 Series, Hadirkan Galaxy AI
- Perjalanan Mudik Seru Bersama Vivo V30 Series
- Fitur Kamera Realme 12 5G untuk Abadikan Momen di Hari Raya Idul Fitri 2024
- FUJIFILM Resmi Meluncurkan INSTAX mini 99TM, Kamera Instan Analog Kelas Premium
Berita Terkait
-
CES 2023: Sharp Pamerkan Prototipe Perangkat VR Terbaru
-
Among Us VR Siap Rilis Bulan Depan, Catat Tanggalnya
-
6 Game VR Horor, Audio dan Visualnya Semakin Mencekam
-
5 Rekomendasi Game VR Januari 2022, Hadirkan Pengalaman yang Lebih Nyata
-
5 Headset Virtual Reality Terbaik Januari 2022, Bisa Jadi Rekomendasi
-
Perbedaan Teknologi VR dan AR, Beda Banget Lho!
-
Diduga Lupa Lagi Pakai VR, Pria Ini Lakukan Hal Tak Terduga
-
Mengenal Metaverse, Dunia Impian Mark Zuckerberg
-
Sony Pamerkan Kontroler Baru PlayStation VR, Dukung Fitur DualSense PS5
-
Untuk PS5, Sony Siapkan PlayStation VR Next-Gen