Jum'at, 26 April 2024
Agung Pratnyawan : Jum'at, 31 Agustus 2018 | 14:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Dunia PC game sempat terpukul dengan adanya tren crypto-mining atau penambang koin. Tren ini berdampak pada ludesnya stok kartu grafis di pasaran.

Kenapa kartu grafis ludes di pasaran? Ya karena para penambang koin yang memborongnya.

Seperti diketahui kegiatan penambangan coin dalam dunia cryptocurrency atau uang digital seperti Bitcoin memerlukan komputer dengan komputasi tinggi.

Untuk membangun komputer tambang koin ini, banyak memanfaatkan kartu grafis kelas atas. Karena komputasi dengan kartu grafis dapat lebih cepat dari CPU.

Komputer penambang koin memakai banyak kartu grafis. (Bitcoin Hardwares).

Tidak heran para penambang uang memborong kartu grafis kelas atas yang ada di pasaran. Hal ini membuat harga kartu grafis melambung tinggi dan stoknya ludes.

Akhirnya para gamer yang ingin bangun PC atau ingin mengganti kartu grafisnya mengalami kesulitan. Dari harga tinggi yang tak terbeli hingga kelangkaan barang.

Kondisi ini terjadi hampir sepanjang tahun 2017 dan awal 2018. Parahnya tren ini terjadi hampir di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Untungnya tren penambang koin ini sudah mulai turun. Dan dampaknya, kondisi harga kartu grafis mulai kembali ke normal.

Data pengiriman kartu grafis (Jon Peddie Research)

Dilansir dari PCGamer, Jon Peddie Research memberikan laporan terbaru mengenai kondisi pasar PC.

Disebutkan dalam laporannya, kalau kuartal pertama 2018 adalah penghujung tren penambang koin. Kartu grafis yang digunakan penambang koin mulai menurun.

''Kami percaya pasar untuk AIB (add-in board) untuk penambang koin telah berakhir dan ini kemungkinan menjadi yang terakahir'' tulis Jon Peddie Research dalam laporannya.

Jon Peddie Research juga menyinggung soal laporan pendapatan kuartal kedua Nvidia.

Dari laporan penjualan Nvidia diketahui penjualan produk spesifik crypto-mining tidak seperti yang diperkirakan.

Disebutkan kalau Nvidia mengantisipasi meraup untung dari tren crypto-mining.

Namun kini mereka beranggapan tren ini tidak lagi memberikan kontribusi yang signifikan dalam penjualan kartu grafis.

"Prospek pendapatan kami yang mengantisipasi produk-produk khusus cryptocurrency menurun mendekati 100 juta dolar AS, sedangkan pendapatan produk spesifik crypto-mining hanya 18 juta dolarAS" ungkap laporan pendapatan Nvidia.

"Padahal sebelumnya, kami mengantisipasi cryptocurrency menjadi besar untuk tahun ini (2018), kamu sekarang memproyeksikan tidak ada kontribusi yang akan datang"

Harga BitCoin hingga Januari 2018. (Yahoo Finance)

Penurunan tren ini juga terbaca dari nilai cryptocurrency. Diketahui nilai tukar Bitcoin yang melemah beberapa waktu ini dan jauh dari puncaknya.

Menurut laporan Jon Peddie Research, nilai cryptocurrency mulai terus melemah. Bahkan ada cryptocurrency yang kehilangan 90 persen dari nilai mereka.

Bahkan Bitcoin, cryptocurrency yang terkuat saat ini telah mengalami penurunan 68 persen dari puncaknya. Walaupun nilai saat ini masih lebih tinggi dibanding Agustus 2017.

Menurut Jon Peddie Research, terjadi penurunan pengiriman kartu grafis di kuartal kedua 2018 ini. AMD dan Nvidia mengalami penurunan 12,3 persen dan 7 persen.

Market capital BitCoin hingga Agustus 2018. (coinmarketcap)

Berbeda dengan kartu grafis integrated yang menunjukkan peningkatan. Seperti Intel mengalami peningkatan hingga 3 persen.

Namun memang tren penambang koin bukan semata-mata penyebab penurunan penjualan kartu grafis ini.

RTX 2080 Ti. (Nvidia)

Diduga, banyak yang menunda pembelian kartu grafis mereka lantaran menunggu seri terbaru dari Nvidia GeForce RTX.

Namun yang dapat dipastikan, mulai normalnya harga kartu grafis ini dibarengi dengan penurunan tren penambang koin.

BACA SELANJUTNYA

Tips Merawat Laptop Berumur Lebih dari Dua Tahun Biar Nggak Overheat