Rabu, 08 Mei 2024
Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta : Selasa, 13 November 2018 | 19:45 WIB

Hitekno.com - Speaker Amazon Echo akan menjadi saksi penting dalam sebuah pembunuhan yang terjadi di Farmington, New Mexico, Amerika Serikat.

Pekan lalu (09/11/2018), seorang hakim di New Hampshire meminta rekaman dari speaker Amazon Echo untuk mengungkap kasus pembunuhan di Farmington.

Pihak berwenang yakin bahwa rekaman itu dapat memberi informasi yang dapat menempatkan pembunuh di balik jeraji besi.

Kasus ini menjadi pisau bermata dua khususnya bagi privasi atau keamanan data pelanggan dan interferensi pemerintah AS dalam melibatkan perusahaan teknologi.

Speaker Amazon Echo akan menjadi saksi kunci dalam sidang pembunuhan yang terjadi Januari 2018.

Timothy Verrill didakwa dengan pembunuhan tingkat pertama oleh jaksa agung New Hampshire terkait dengan kematian dua wanita.

Dua korban yang bernama Christine Sullivan dan Jenna Pellegrini ditemukan dalam keadaan meninggal di halaman belakang pacar Sullivan, Dean Smoronk.

Verrill ditemukan pada video CCTV rumah bertemu dengan Sullivan dan Pellegrini.

Ilustrasi speaker Amazon Echo dan kasus pembunuhan. (Hacker News)

Beberapa jam kemudian, dia juga terlihat membeli perlengkapan pembersih di sebuah toko dan kembali ke rumah.

Setelah Smoronk menelepon 911 untuk melaporkan pacarnya hilang, polisi menemukan mayat-mayat itu dan menemukan speaker Amazon Echo di dapur.

Jumat lalu (09/11/2018), hakim memerintahkan Amazon untuk menyerahkan rekaman pada speaker Amazon Echo.

Selain itu, hakim juga meminta informasi dari smartphone yang terhubung dengan speaker Amazon Echo pada saat pembunuhan terjadi.

Dikutip dari Vox, rekaman dari speaker Amazon Echo sangat berguna untuk mengajukan kasus baru terhadap Verill. Persidangan Verill akan dimulai lagi pada Mei 2019.

Sidang itu akan mengungkap rincian yang terjadi selama dan setelah pembunuhan. Selain itu, sidang akan mengungkap ''kemungkinan pemindahan mayat dari dapur''.

Perpindahan mayat diketahui akan terungkap ketika rekaman dari Amazon Echo dibuka.

Ilustrasi perangkat iPhone 5S yang digunakan oleh pelaku penembakan massal di AS tahun 2015. (Wall Street Journal)

Amazon mengatakan bahwa mereka tidak akan merilis informasi pelanggan tanpa permintaan hukum yang sah dan mengikat yang disajikan dengan benar pada perusahaannya.

Mereka menunggu setelah dilayangkan suatu mosi yang diberikan kepada perusahaan mereka.

Kasus ini mirip dengan kasus yang menjerat Apple di tahun 2015. Perangkat iPhone dari pelaku penembakan massal dipaksa untuk dibuka oleh pihak berwenang.

Apple akhirnya menolak karena itu terkait data pelanggan yang mereka junjung tinggi. Akhirnya, FBI menyewa hacker untuk membongkar isi dari perangkat iPhone tersebut.

Makin menarik jika kita bertanya apakah kasus Apple akan seperti kasus pada speaker Amazon Echo.

BACA SELANJUTNYA

Nggak Nyangka, Chipset Snapdragon 8 Gen 2 Ternyata Lebih Mahal dari A16 Bionic