Hitekno.com - Sudah bukan rahasia lagi Google bekerja pada sistem operasi ketiga yang suatu saat nanti dapat menjadi pengganti Android.
Disebut Fuchsia, OS baru ini diharapkan akan memecahkan masalah fragmentasi yang terjadi di Andrroid.
OS baru juga diprediksi secara simultan memungkinkan Google untuk menjalankannya di berbagai jenis perangkat.
Tak hanya dapat berjalan di smartphone, tablet dan komputer, OS juga dapat berjalan di perangkat smart home, smartwatch serta perangkat lainnya.
Baca Juga
Fuchsia diprediksi dapat menjalankan aplikasi Android sehingga transisi dari Android ke Fuchsia akan lancar tanpa kendala.
Google selangkah lebih dekat untuk melakukannya karena mereka sekarang sudah memiliki mesin pengkodean yang akan mendukung transisi tersebut.
Dikutip dari BGR, Flutter versi beta dirilis oleh Google pada akhir Februari di MWC 2018. Pada hari Selasa (04/12/2018), Google mengumumkan Flutter versi stabil atau Flutter 1.0 untuk para developer.
Flutter dapat membuat developer membuat aplikasi untuk Android dan iOS.
Tak hanya itu, Flutter memungkinkan pembuatan aplikasi iOS dan Fuchsia secara bersamaan.
Meski masih dalam tahap pengembangan dalam membuat porting aplikasi Android ke Fuchsia, namun apabila terwujud, ini akan memuluskan Google dalam melakukan transisi.
Mesin kode itu diharapkan dapat memuluskan transisi dari Android ke Fuchsia suatu saat nanti.
Flutter mendukung fitur ''stateful hot reload'' yang diklaim dapat membuat developer tidak kerepotan.
Itu memungkinkan developer melakukan perubahan pada aplikasi ketika mereka melakukan tes. Aplikasi yang sedang diuji coba tak akan mengalami restart ulang atau kehilangan status aplikasi.
Flutter sudah digunakan secara internal di Google pada beberapa aplikasi, termasuk Google Maps dan Google Ads.
Berbagai developer lain telah membuat aplikasi di Flutter, termasuk Capital One, Alibaba, Groupon, Hamilton, JD.com, Philips Hue, Reflectly, dan Tencent.
Flutter akan berkonsentrasi pada pengembangan aplikasi di Android dan iOS terlebih dulu, jika ''porting'' selesai, maka jalan Fuchsia menjadi pengganti Android akan lebih mudah.
Terkini
- Hollyland Pyro H, Solusi Wireless Video Transmitter 4K
- Xiaomi Pad 6S Pro Rilis ke Indonesia, Tablet Baru Ditenagai Snapdragon 8 Gen 2
- Coros Vertix 2S Resmi Rilis di Indonesia, Cek Berapa Harganya
- Samsung Galaxy S24 Series Akhirnya Bisa Memakai Galaxy AI dengan Bahasa Indonesia
- Vivo Kini Hadirkan Layanan Perbaikan Antar Jemput, Permudah Reparasi Smartphone
- Qualcomm Hadirkan Model AI Meta Llama 3 untuk Perangkat yang Ditenagai Snapdragon
- Kembali Produktif Usai Liburan dengan Samsung Galaxy A55 5G, Cek Bagaimana Caranya
- Cek Harga Huawei Band 9, Apa Saja yang Ditawarkannya?
- NAB 2024: Western Digita Hadirkan Solusi Penyimpanan untuk Industri Media dan Hiburan
- Fitur Smart Switch, Memudahkan Pindah Data Data Samsung Galaxy A15
Berita Terkait
-
Google Resmi Ganti Bard Menjadi Gemini, Ini Tujuannya
-
7 Alasan Kamu Harus Pindah ke iPhone, Ada Deretan Fitur yang Tidak Ada di Android
-
Smart TV Dahua UHD SD400 Resmi Rilis, Berapa Harganya?
-
10 Tips Main Game Android Lancar Tanpa Lag Mudah
-
Gandeng Datascrip, Dahua Hadirkan Android Smart TV ke Indonesia
-
Apa itu Google Gemini? Teknologi AI Pesaing ChatGPT
-
Mission EVO Rilis di Google Play Store, Game Survival Shooter Terbaru
-
Walau Sepi Peminat, Sony Tetap Pede Jualan Smartphone
-
Google Disinyalir akan Sajikan Layanan Cloud Gaming via Youtube
-
Benarkah Android Lebih Ribet Dibanding iOS? Riset Menunjukkan Sebaliknya