Rabu, 17 April 2024
Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta : Kamis, 19 September 2019 | 12:30 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Sudah bukan rahasia lagi bahwa hubungan Huawei dan pemerintah AS memburuk pada tahun 2019. Laporan terbaru dari Bloomberg menyatakan bahwa Huawei sedang mempersiapkan penurunan pengiriman smartphone global antara  40 hingga 60 persen.

Antisipasi Huawei tak main-main karena mereka telah mempersiapkan rencana cadangan ketika penjualan global mereka menurun tajam sebagai akibat dari perang dagang AS-China.

Meskipun pada awalnya Huawei meremehkan efek larangan dari pemerintah AS, laporan terbaru menunjukkan bahwa itu tidak hanya berdampak pada pendapatan Huawei, tapi juga pembuat chip seperti Broadcom.

Sebagaimana yang telah diketahui, pemerintah Amerika Serikat telah menempatkan Huawei selaku salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di dunia, di daftar hitam perdagangan pada Mei 2019.

Dilansir dari Reuters, ketegangan perdagangan antara AS dan China juga membuat prospek keuntungan Broadcom menyusut.

Mereka terancam kehilangan 2 miliar dolar AS atau Rp 28,2 triliun sepanjang tahun 2019 sebagai akibat pelarangan dari pemerintah AS terhadap Huawei.

Manajer pemarasan dan penjualan Huawei menjelaskan bahwa volume pengiriman smartphone bisa berkurang hingga 60 juta smartphone di tahun 2019.

Logo Huawei. (Huawei)

Padahal, sepanjang tahun 2018 lalu, Huawei berhasil mencetak rekor perusahaan setelah menjual lebih dari 200 juta smartphone.

Untuk mengantisipasi skenario terburuk, Huawei akan mengimbangi penurunan pangsa pasar smartphone global dengan fokus di China.

Huawei memberikan target untuk meraih lebih dari 50 persen pangsa pasar smartphone di China.

Sebagai gantinya, Huawei akan langsung memotong produksi dan pemasaran smartphone di luar China.

Honor 20 series yang telah dipasarkan di beberapa negara Eropa mulai 21 Juni 2019 juga akan "dikorbankan".

Tampilan Honor 20. (Honor Inggris)

Perusahaan akan memantau tren pengiriman Honor 20 di Eropa, dan langsung memotong pengiriman jika penjualannya memburuk.

Beberapa smartphone flagship dikabarkan juga akan dikorbankan dan langsung dialihkan untuk fokus di China.

Jika skenario terburuk berlangsung dan perang dagang Amerika Serikat dan China makin memanas, Huawei terancam kehilangan pendapatan hingga 100 miliar dolar AS atau Rp 1.409 triliun.

BACA SELANJUTNYA

Huawei MatePad 11 PaperMatte Edition, Hadir dengan Layar Bertekstur Serasa Kertas