Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Awal tahun 2019 konflik Huawei dan Amerika Serikat bermula dan berdampak pada kerja sama Google dengan perusahaan asal China tersebut.
Huawei pun berusaha untuk menutup kekosongan yang disebabkan oleh kurangnya Google Mobile Services (GMS) dalam smartphone buatannya.
Charles Peng selaku CEO Huawei dan Honor India mengatakan bahwa perusahaannya bekerja dengan pengembang India untuk membuat aplikasi dan layanan yang dapat menggantikan GMS di ponselnya.
"Kami memiliki HMS (Huawei Mobile Services) kami sendiri dan berusaha membangun ekosistem seluler. Sebagian besar aplikasi utama seperti navigasi, pembayaran, permainan, dan pengiriman pesan akan siap pada akhir Desember," ucap Peng, sebagaimana dikutip dari laman Android Authority.
Baca Juga
-
"Pohon Natal Paling Mematikan di Dunia", Puncaknya Dipenuhi Ular Berbisa!
-
Dapat Hadiah Natal Berupa Pisang, Bocah Polos Ini Senangnya Bukan Main
-
Seorang Nenek Astronom Berhasil Tangkap Nebula Menyerupai Pohon Natal
-
Bisa Selfie Pakai 3 Kamera, Huawei Siapkan Paten Baru Seperti Ini
-
Huawei P40 Pro Siap Rilis 2020, Masih Tanpa Google Play Store
Huawei belum dapat menggunakan GMS pada perangkat baru sejak pemerintah Amerika Serikat memberlakukan larangan perdagangan kembali pada Mei lalu. Tampaknya, Huawei optimis untuk mengganti sebagian besar layanan Google, seperti Gmail, YouTube, dan lainnya, lewat aplikasi di Huawei AppGallery.
Menariknya, Peng mengatakan bahwa pengguna tidak akan melihat banyak perbedaan antara HMS dan GMS.
Tak hanya pengembang India, Huawei telah menginvestasikan sebesar 1 miliar dolar AS secara global sebagai bagian dari program integrasi pengembang HMS. Perusahaan baru-baru ini mengumumkan program pengembang serupa di Afrika Selatan.
Program ini merupakan upaya untuk menarik pengembang membuat aplikasi untuk Huawei AppGallery. Huawei menargetkan akan menghadirkan setidaknya 100 sampai 150 aplikasi kepada pengguna melalui HMS.
Huawei saat ini telah memiliki sejuta pengembang terdaftar untuk HMS secara global.
Masih ada hal lain yang harus dipikirkan untuk mendapatkan layanan seperti YouTube. Membuat alternatif bagi layanan tersebut akan menjadi tantang Huawei ke depannya, mengingat bagaimana Huawei akan mendapatkan konten video seperti itu.(Suara.com/Lintang Siltya Utami)
Terkini
- Vivo Kini Hadirkan Layanan Perbaikan Antar Jemput, Permudah Reparasi Smartphone
- Qualcomm Hadirkan Model AI Meta Llama 3 untuk Perangkat yang Ditenagai Snapdragon
- Kembali Produktif Usai Liburan dengan Samsung Galaxy A55 5G, Cek Bagaimana Caranya
- Cek Harga Huawei Band 9, Apa Saja yang Ditawarkannya?
- NAB 2024: Western Digita Hadirkan Solusi Penyimpanan untuk Industri Media dan Hiburan
- Fitur Smart Switch, Memudahkan Pindah Data Data Samsung Galaxy A15
- Software Update Samsung Galaxy Tab S9 Series, Hadirkan Galaxy AI
- Perjalanan Mudik Seru Bersama Vivo V30 Series
- Fitur Kamera Realme 12 5G untuk Abadikan Momen di Hari Raya Idul Fitri 2024
- FUJIFILM Resmi Meluncurkan INSTAX mini 99TM, Kamera Instan Analog Kelas Premium
Berita Terkait
-
Cek Harga Huawei Band 9, Apa Saja yang Ditawarkannya?
-
Huawei MateBook D 14, Laptop Premium Bobot Ringan dan Performa Kencang
-
Huawei MatePad 11.5 PaperMatte Edition Resmi Rilis di Indonesia, Cek Berapa Harganya
-
Kolaborasi Huawei dan Telkomsel, Hadirkan Modem Orbit Star H2 dengan Paket Kuota FantaSix 150 GB
-
Aplikasi Merchant BCA Resmi Diluncurkan untuk Pelaku Usaha, Apa Kelebihannya?
-
Resmi Rilis ke Indonesia, Cek Apa yang Ditawarkan Huawei FreeBuds Pro 3
-
Google Resmi Ganti Bard Menjadi Gemini, Ini Tujuannya
-
Cara Membuat Stiker WhatsApp Sendiri, Beda dengan Lainnya
-
Huawei MateBook D 16 Terbari Hadir Resmi di Indonesia, Layar Besar namun Ringan
-
Huawei Watch Fit SE Resmi Hadir di Indonesia, Cek Berapa Harganya?