Jum'at, 29 Maret 2024
Agung Pratnyawan : Selasa, 13 April 2021 | 15:26 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Maskapai Hong Kong Air Cargo telah memberlakukan embargo atau larangan untuk semua pengiriman HP Vivo menggunakan pesawatnya. Hal ini dikarenakan sebuah kejadian terbakarnya smartphone Vivo Y20.

Dilaporkan kalau terjadi kebakaran pada Vivo Y20 di bandara Hong Kong pada 10 April 2021 kemarin. Karena itulah Maskapai Hong Kong Air Cargo langsung mengambil tindakan.

"Dengan menyesal kami informasikan kepada anda bahwa pembaruan embargo terbaru akan segera berlaku, termasuk untuk semua jenis ponsel Vivo," ujar pernyataan maskapai tersebut tertanggal 11 April, dikutip dari India Times, Senin (12/4/2021).

Insiden ini akan mencoreng nama Vivo sebagai salah satu brand smartphone. Terlebih jika maskapai lain meniru keputusan tersebut untuk melarang pengiriman smartphone Vivo dengan pesawat.

"Ini adalah kecelakaan yang tidak menguntungkan," kata Faisal Kawoosa selaku analis di firma riset TechArc India.

Vivo Y20 2021. (Vivo)

"Hal itu dapat menurunkan kepercayaan konsumen hingga akar penyebabnya diketahui. Saya berharap Vivo dapat secara proaktif mendidik para stakeholders tentang penyebabnya dan memastikan itu tidak ada hubungannya dengan desain produk dan lain-lain," tambah Kawoosa.

Senada dengan Kawoosa, N. Chandramouli selaku peneliti dari TRA Research India juga menyebutkan bahwa ini bisa jadi masalah besar bagi Vivo apabila tidak diselesaikan.

"Sebab, semua bandara dan maskapai penerbangan akan melakukan pencatatan atas situasi tersebut dan akan berdampak pada larangan yang meluas ke semua ponsel Vivo pada penerbangan di seluruh dunia," kata Chandramouli.

Kasus embargo atau pelarangan terhadap ponsel bukan pertama kali terjadi. Pada 2017, Samsung harus menarik kembali Galaxy Note 7 setelah ponsel dilaporkan meledak karena terlalu panas.

"Jika Anda mengingat episode ledakan baterai Samsung, butuh waktu hampir empat sampai lima bulan untuk pengendalian krisis. Tetapi penjualan dan kepercayaan konsumen terus menurun untuk waktu yang lebih lama, bahkan setelah masalah baterai diselesaikan," jelas Chandramouli.

"Pada akhirnya, konsumen adalah pendukung terbesar untuk merek apapun. Jika konsumen mulai percaya bahwa ponsel Vivo meledak, hal itu dapat menyebabkan efek berjenjang yang besar pada merek tersebut," pungkasnya.

Itulah laporan terkini dari embargo yang diberlakukan Maskapai Hong Kong Air Cargo dengan tidak menganggut HP Vivo tidak terbatas pada Vivo Y20 saja. (Suara.com/ Dicky Prastya).

BACA SELANJUTNYA

Vivo Resmi Jadi Official Exclusive Supplier of Mobile Phones Asian Games Hangzhou 2022