Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Tren cryptocurrency seperti Bitcoin yang meningkat diikuti dengan peningkatan para miner atau penambang aset kripto. Namun perlu diketahui, untuk melakukan penambangan dibutuhkan perlatan seperti komputer.
Tetapi dalam sebuah penelitian baru, terungkap kalau komputer untuk menambang Bitcoin maupun aset kripto lainnya berumur pendek. Bahkan disebut hanya mampu bertahan hingga 1,3 tahun saja.
Riset ini diterbitkan oleh jurnal ilmiah Elsevier. Penelitian ini menunjukkan bahwa perangkat untuk menambang mata aset kripto (cryptocurrency) menjadi ancaman yang berdampak pada lingkungan.
Dikutip dari Livemint, Senin (20/9/2021), komputer miner Bitcoin atau aset kripto lainnya berumur sangat pendek apabila dibandingkan dengan perangkat elektronik lain seperti iPhone.
Baca Juga
Selama 12 bulan yang terhitung hingga Mei, limbah elektronik yang dihasilkan dari penambangan cryptocurrency telah mencapai 30.700 ton. Angka ini sebanding dengan jumlah limbah perangkat elektronik yang dihasilkan oleh sebuah negara seperti Belanda.
Menurut laporan, semakin lama komputer digunakan untuk menambang bitcoin baru, maka kekuatan pemrosesan perangkat tersebut semakin menipis. Itu artinya, semakin banyak nilai bitcoin, maka semakin besar pula jumlah limbah elektronik yang dihasilkan.
Meskipun angka 30.700 ton sangat tinggi, ini masih belum seberapa jika dibandingkan dengan total jumlah limbah elektronik di dunia. Tahun lalu, sampah elektronik dilaporkan mencapai 53,6 juta ton.
Dampak bitcoin maupun mata uang elektronik terhadap lingkungan ini bukan pertama kali mencuat. Sebelumnya, CEO Tesla Elon Musk pernah membuat tweet yang mengkritik bahwa penambangan Bitcoin dan aset kripto lainnya merusak lingkungan.
Musk menganggap bahwa meningkatnya penambangan Bitcoin sejalan dengan penggunaan bahan bakar fosil. Saat itu, ia juga memutuskan bahwa perusahaannya tak lagi menggunakan bitcoin untuk pembayaran mobil Tesla.
Itulah laporan terbaru dari hasil penelitian yang mengungkap kalau komputer penambang Bitcoin dan aset kripto lainnya berumur pendek. Dan setelahnya berujung jadi sampah elektronik. (Suara.com/Dicky Prastya).
Tag
Terkini
- NAB 2024: Western Digita Hadirkan Solusi Penyimpanan untuk Industri Media dan Hiburan
- Fitur Smart Switch, Memudahkan Pindah Data Data Samsung Galaxy A15
- Software Update Samsung Galaxy Tab S9 Series, Hadirkan Galaxy AI
- Perjalanan Mudik Seru Bersama Vivo V30 Series
- Fitur Kamera Realme 12 5G untuk Abadikan Momen di Hari Raya Idul Fitri 2024
- FUJIFILM Resmi Meluncurkan INSTAX mini 99TM, Kamera Instan Analog Kelas Premium
- Penjualan Perdana, Lebih dari 3.000 Unit Xiaomi 14 Ludes dalam Sehari
- Tips Mudik Asyik dengan HP Rp 1 Jutaan ala POCO
- Xiaomi 14 dan Jajaran Wearables Terbaru Resmi Dipasarkan
- Bersama Xiaomi 14, Dihadirkan Juga Xiaomi Watch S3, Xiaomi Watch 2, dan Xiaomi Smart Band 8 Pro di Indonesia
Berita Terkait
-
Bobol Twitter dan Curi Kripto dengan Nominal Fantastis, Hacker Ini Dibui Cuma 5 Tahun
-
Q1 2023, Pengguna Nanovest Tumbuh Seiring Market Saham AS dan Aset Kripto
-
Penggemar Peringati Hari Bitcoin Pizza, Terjadi Transaksi BTC Langka
-
Suami Sembunyikan BTC Senilai Rp 7,4 Miliar dari Istri, Malah Terjerat Kripto Hunter
-
Bermanuver, Para Whale Beli BTC Senilai Puluhan Triliun Rupiah
-
Asia Tenggara Lebih Ramah Terhadap Adopsi Kripto, Ini Penyebabnya
-
Rusia Berpeluang Kuasai Pangsa Bitcoin Hashrate Global, Ini Penyebabnya
-
Gunakan Skema Ponzi Bitcoin, Perusahaan Trading Ini Kena Denda Rp 49,7 T
-
Curi 713 Bitcoin Senilai Ratusan Miliar dari Saudaranya, Pria Ini Dipenjara 4 Tahun
-
Lewat Update Anyar, Whitepaper Bitcoin Akhirnya Dihilangkan dari Apple