Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Firma riset Counterpoint telah mengeluarkan data mengenai perkembangan chipset global. Qualcomm dan MediaTek diketahui menguasai segmen berbeda, sementara Unisoc mengalami pertumbuhan menarik.
Berdasarkan data dari Counterpoint Research, Qualcomm berhasil mendominasi pasar chip di kelas menengah dan premium. Mereka meraih 50 persen pangsa pasar pada kelas harga di atas 300 dolar AS (Rp 4,3 juta).
Meski begitu, rentang harga 700 hingga 799 dolar AS (Rp 10 juta - Rp 11,5 juta) masih dipimpin oleh Samsung dengan pangsa pasar 46 persen.
Counterpoint Research menyebutkan bahwa pemain seperti MediaTek, Qualcomm, Exynos, HiSilicon, dan Unisoc telah memimpin dalam perlombaan pasokan chipset secara global.
Baca Juga
Laporan tersebut juga membagikan beberapa detail tentang chipset Samsung Exynos, Huawei HiSilicon Kirin dan Unisoc di industri global.
Selain Samsung Galaxy S21 series yang dilengkapi Exynos, sebagian besar smartphone seri A, M dan F Samsung tidak mengusung dapur pacu Exynos.
Di segmen menengah ke bawah (100 - 299 dolar AS), pangsanya turun dari 17 persen menjadi 7 persen, dan di segmen menengah-atas, pangsanya turun dari 13 persen pada 2020 menjadi 6 persen pada 2021.
Dikutip dari Gizmochina, Unisoc menunjukkan pertumbuhan yang menarik pada tahun 2021 di smartphone dengan harga kurang dari 200 dolar AS. Pada tahun 2020, chipset Unisoc hanya melayani ponsel dengan harga di bawah 100 dolar AS.
Namun, Realme, Motorola, dan Samsung telah meluncurkan ponsel dengan SoC seri Tiger di tahun 2021. Merek tersebut beralasan bahwa chip memiliki kinerja lebih baik dibanding pesaing dengan harga yang sama di pasar.
Counterpoint Research mencatat bahwa MediaTek memimpin pasar di tingkat menengah ke bawah atau rentang harga di bawah 300 dolar AS. Mereka menguasai pasar tersebut berkat permintaan kuat untuk chipset seri Dimensity 700, 800 dan Helio.
MediaTek berhasil mengeluarkan chipset 5G yang terjangkau untuk menengah ke bawah dengan kinerja bersaing pada tahun 2021. Persaingan chipset di kelas entry level dan segmen 5G diprediksi bakal semakin ketat pada tahun ini.
Terkini
- Hollyland Pyro H, Solusi Wireless Video Transmitter 4K
- Xiaomi Pad 6S Pro Rilis ke Indonesia, Tablet Baru Ditenagai Snapdragon 8 Gen 2
- Coros Vertix 2S Resmi Rilis di Indonesia, Cek Berapa Harganya
- Samsung Galaxy S24 Series Akhirnya Bisa Memakai Galaxy AI dengan Bahasa Indonesia
- Vivo Kini Hadirkan Layanan Perbaikan Antar Jemput, Permudah Reparasi Smartphone
- Qualcomm Hadirkan Model AI Meta Llama 3 untuk Perangkat yang Ditenagai Snapdragon
- Kembali Produktif Usai Liburan dengan Samsung Galaxy A55 5G, Cek Bagaimana Caranya
- Cek Harga Huawei Band 9, Apa Saja yang Ditawarkannya?
- NAB 2024: Western Digita Hadirkan Solusi Penyimpanan untuk Industri Media dan Hiburan
- Fitur Smart Switch, Memudahkan Pindah Data Data Samsung Galaxy A15
Berita Terkait
-
Qualcomm Hadirkan Model AI Meta Llama 3 untuk Perangkat yang Ditenagai Snapdragon
-
POCO X6 Pro 5G Ditenagai MediaTek Dimensity 8300 Ultra, Apa Kelebihannya?
-
Chromebook Makin Kencang dengan Prosesor MediaTek Kompanio
-
Mengenal Exynos 2200, Chipset yang Jadi Otak Samsung Galaxy S23 FE
-
Deretan Fitur Andalan MediaTek Dimensity 8300, Chipset Smartphone dengan Rasa Premium
-
Solusi MediaTek untuk Menghadirkan Kecepatan Data 5G dan Efisiensi Daya
-
Perluas Wi-Fi 7 secara Mainstream, MediaTek Hadirkan Filogic Generasi Kedua
-
Pentingnya Edge AI untuk IoT Generasi Mendatang
-
MediaTek Dimensity 9300 Terapkan Desain All Big Core, Dongkrak Kinerja dan Efisiensi
-
Review Xiaomi 13T, Kolaborasi Leica Bukan Sekadar Gimmick