Jum'at, 29 Maret 2024
Rezza Dwi Rachmanta : Sabtu, 04 Februari 2023 | 11:35 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Korea Selatan ikut terseret dalam "perang teknologi" antara Amerika Serikat vs China. Penjualan chip dari Korea Selatan ke China turun drastis pada Januari 2023.

Perusahaan pembuat chip di Korea Selatan ikut berdarah-darah sebagai imbas dari kebijakan AS.

Sebagai informasi, AS mengekang perusahaan pembuatan chip di Korsel untuk mengekspor semikonduktornya ke China.

Aturan baru dari AS mengharuskan bahwa penggunaan perangkat lunak Amerika atau teknologi fabrikasi dilarang dan akan memerlukan lisensi ketika perusahaan akan memasok ke Huawei dan perusahaan China lain.

Ekspor chipset yang dibuat mengggunakan teknologi milik Amerika dilarang untuk ditransfer ke Huawei dan lain-lain. China adalah pasar semikonduktor terbesar di dunia dan mitra dagang terbesar Korea Selatan.

Ilustrasi chip memori. (Gizmochina)

Namun karena AS meningkatkan tekanan pada perang teknologi, Korea Selatan kehilangan hampir 50 persen pendapatan dari penjualannya ke China.

Dilansir dari Global Times, para pakar di China memprediksi bahwa Korsel tak akan mampu kehilangan pasar China yang besar.

Mereka mendesak Korsel untuk tidak mematuhi pemerintah AS dalam memperketat kontrol ekspor chip, dan harus terus menjaga stabilitas rantai pasokan dan industri global bersama dengan China.

Kementerian Perdagangan, Industri dan Energi Korsel mengumumkan bahwa eskpor pada Januari turun 16,6 persen secara YoY menjadi 46,3 miliar dolar AS.

Penjualan chip (barang ekspor utama Korsel) anjlok 44,5 persen menjadi 4,8 miliar dolar AS.

Ilustrasi Chip. (IBM)

"Harga komponen semikonduktor inti seperti DRAM, NAND dan chip memori anjlok karena permintaan melemah dan simpanan menumpuk, sangat merusak keseluruhan ekspor chip," bunyi keterangan dari Kementerian Perdagangan, Industri dan Energi.

"Seiring dengan turunnya ekspor chip, muncul persediaan yang lebih tinggi di pembuat chip terkemuka termasuk Samsung Korea Selatan dan SK Hynix. Pembatasan ekspor chip AS mengganggu pasokan chip global sementara permintaan global untuk barang elektronik konsumen anjlok di tengah ekspektasi resesi di beberapa negara maju," kata Xiang Ligang, seorang pengamat industri telekomunikasi senior kepada Global Times.

Perusahaan-perusahaan itu mengimpor berbagai bahan, teknologi, dan peralatan dari China untuk memproduksi chip. Lebih dari 50 persen di antaranya kemudian dijual kembali ke China.

Pertempuran semikonduktor yang dimulai dengan US Chips and Science Act telah menyebabkan sanksi global terhadap ekspor chip ke China. Negara-negara seperti Jepang, Belanda, Taiwan, dll telah bergabung dengan AS dan memperluas sanksi mereka.

Meskipun Korea Selatan akan kehilangan mitra dagang terbesarnya, mereka kemungkinan besar masih akan mematuhi AS karena Amerika memegang paten untuk beberapa teknologi utama yang digunakan oleh perusahaan Korea.

BACA SELANJUTNYA

Universitas Indonesia dan Yandex Gelar Seminar AI yang Komprehensif