Jum'at, 19 April 2024
Agung Pratnyawan : Senin, 08 Juli 2019 | 11:15 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Bermain game balap dianggap mampu meningkatkan motorik seseorang, sehingga dapat meingkatkan kemampuan berkendara di jalan. Apakah benar demikian?

Ternyata tidak, mereka yang gemar main game balap malah buruk dalam berkendara di jalan raya. Hal ini diungkap oleh sebuah survey terbaru.

Mengutip dari Telegraph.co.uk, sebuah survey yang diikuti 1.250 pengendara yang bermain game balap ternama seperti Need For Speed dan Forza.

Hasil survey membuktikan, mereka yang sering main game balap tersebut mendapatkan lebih banyak kecelakaan dan mengaku pernah ngebut dengan pengemudi lain.

Penelitian ini juga menemukan kalau lebih dari seperlima pengemudi mengaku berusaha membawa apa yang mereka dapatkan dari game balap ke jalan raya.

Hasil temuan ini mendapatkan respon badan amal dan keselamatan jalan, Brake yang menyebutkan kalau perilaku seperti tersebut dapat berakibat fatal.

"Para pengemudi yang mengaku mencoba gerakan berbahaya dari video game saat mengemudi sebenarnya mengambil risiko dengan kehidupan sesama pengguna jalan mereka," kata juru bicara Brake.

Gran Turismo Sport. (Polyphony Digital)

"Setiap pengemudi tergoda untuk mencoba pindah dari video game ketika sebenarnya di belakang kemudi perlu tahu bahwa pada kenyataannya tindakan mereka dapat memiliki konsekuensi serius," lanjut juru bicara ini.

"Sama sekali tidak ada pembenaran bagi pengemudi yang mencoba gerakan berbahaya ini di jalan kami, membuat nyawa orang-orang dalam bahaya." pungkasnya.

Survei ini dilakukan oleh Censuswide untuk situs otomotif ternama, Carwow. Hasil dari survei ini juga mengungkap fakta lain.

Mereka yang main game balap menilai keterampilan mengemudi mereka 8,7 dari 10, sedangkan rata-rata semua pengemudi dalam survei memiliki nilai 7,84.

Menurut survey, 26 persen mereka yang main game balap mengaku pernah melakukan speeding atau ngebut sebanyak dua kali atau lebih.

Ilustrasi bermain game. (pakutaso).

Sedangkan yang tidak main game balap hanya 17 persen melakukannya, dan hanya 19 persen dari semua pengemudi dalam survey yang pernah speeding.

Mereka yang main game balap setiap hari terlibat kecelakaan sebanyak 1,3 kali setelah lulus tes. Sedangkan keseluruhan pengemudi hanya 0,6 saja.

Survei ini juga menemukan kalau 59 persen pengendara merasa video game balap menciptakan ekspektasi mengemudi yang tidak realistis dalam kehidupan nyata.

Dan 55 persen pengemudi merasa para pengembang game balap harus lebih menekankan bahaya yang dapat ditimbulkan dalam game dapat berbahaya di jalan raya.

Forza Horizon 4. (forzamotorsport.net)

Ada pula studi lainnya yang meneliti hubungan video game dengan perilaku berkendara pada 2010 oleh University of Rochester yang mengungkap game 'fast-paced' secara umum dapat meningkat reaksi seseorang.

Studi dari Catholic University of the Sacred Heart, Milan, Italia pada 2015, menemukan kalau pengemudi kurang berpengalaman yang main game balap lebih fokus dengan apa yang di hadapannya.

Namun dalam kasus berkendara di jalan raya, perilaku pengendara semacam ini cenderung mengabaikan rambu-rambu lalu lintas di pinggir jalan.

Neil Greig, Direktur Kebijakan dan Penelitian IAM RoadSmart, mengatakan sebagian pengemudi muda mengira skill mengemudi mereka tinggi padahal kurang berpengalaman.

"Jika ada yang berpikir bahwa mengemudi dalam realitas virtual dapat menggantikan yang asli maka sayangnya itu akan berakhir buruk di pengadilan atau di rumah sakit," kata Neil Greig.

Itulah beberapa hasil survey dan penelitian yang mengungkap kecenderungan perilaku pengendara yang gemar main game balap dengan apa yang terjadi di jalan raya.

BACA SELANJUTNYA

Nggak Nyangka, Ternyata Ini Alasan Kucing Suka sama Kardus