Kamis, 25 April 2024
Agung Pratnyawan : Rabu, 24 Juli 2019 | 16:30 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Di saat banyak orangtua memerangi kecanduan main game, ada seorang ayah mendorong anaknya untuk terjun ke dunia game secara profesional.

Bahkan ia sampai mengeluarkan anaknya dari sekolah agar bisa main game setiap hari. Agar anaknya fokus dalam meniti karir sebagai atlet eSports.

Mengutip dari OddityCentral, Dave Herzog, seorang pengusaha berusia 49 tahun asal Sudbury, Kanada mendorong anaknya, Jordan untuk meniti karier sebagai atlet eSpors.

Pria ini mengaku kalau sejak lama mengenalkan game kepada anaknya. Bahkan sejak usia tiga tahun ia telah mengajak anaknya main game.

Tak butuh lama, anak ini telah menunjukkan bakatnya dalam main game. Bahkan pada usia 7 tahun ia sudah terampil memainkan game Halo.

Lalu pada usia 10 tahun ia telah mengalahkan gamer lokal di wilayahnya. Jordan pun memenangi turnamen game dengan hadian 2.000 dolar AS atau setara Rp 27,9 jutaan.

Semenjak itu, Dave pun menyadari potensi anaknya untuk menjajaki karier sebagai atlet eSports. Karena itulah ia mendukung putranya main game.

Jordan bersama sang ayah, Dave Herzog. (YouTube/ CBS Boston)

"Begitu dia mulai menang, itu mudah untuk masuk semua," kata Dace kepada The Boston Globe.

Kini Jordar telah berusia 16, ia disebut-sebut sebagai pemain Fortnite paling sukses di dunia. Ia juga lolos ke kejuaraan dunia Fortnite.

Dengan nama Crimz, remaja ini bakal bersaing dengan 200 pemain atlet eSports ternama lainnya di kejuaraan dunia Fortnite.

Mereka akan meperebutkan total hadiah 30 juta dolar AS atau sekitar Rp 400 M. Apakah Jordan mampu membuktikan kemampuannya di kejuaraan eSports ini?

Keberhasilan Jordan bukan hanya karena bakatnya, melainkan juga karena latihan yang dijalani setiap hari. Ia serius main game Fortnite antara 8 hingga 10 jam sehari.

Untuk itu, Dave Herzog telah mengeluarkan Crimz dari sekolah agar bisa fokus menjalani latihan main game Fortnite hariannya.

Jordan bersama sang ayah, Dave Herzog. (YouTube/ Access)

Awalnya, keputusan mengeluarkan Jordan dari sekolah mendapatkan tentangan dari ibunya. Namun Dave Herzog kekeh dan tidak menyesali keputusannya.

Setelah gamer remaja ini lolos ke kejuaraan dunia Fortnite ini, Dave Herzog pun mengirimkan email sekolah untuk memberitahu berapa uang yang dihasilkan Jordan jika menang.

Apa yang dilakukan ayah pada anaknya ini jelas saja menuai kontroversi. Banyak orangtua lainnya yang tidak setuju dengan apa yang dilakukan Dave Herzog.

Namun Dave Herzog mengklaim kalau itu hanya masalah persepsi. Jika yang dilakukan jordan adalah olahrga atau piano, mungkin orang tak akan banyak komentar.

Namun karena ini video game, sehingga banyak yang menentangnya. Pria 49 tahun ini juga mengakui kalau gaya hidup anaknya seperti umumnya remaja lainnya.

"Aku tahu ada interaksi (seperti) kamu, aku, kebanyakan orang rindukan, tapi ia punya momen besar sekarang, dan kita harus mengambil keputusan," kata Dave.

"Teman-teman datang dan pergi, dan sebagainya, tetapi ini bisa menjadi karier dan masa depan saya," kata Jordan kepada The Boston Globe.

Cover Fortnite Save The World. (Wikipedia/ Epic Games)

Crimz sendiri telah mengumpulkan uang hingga 60.000 dolar AS atau Rp 839 jutaan dari main game. Dan ayahnya telah merencanakan investasi atas nama anaknya.

Dave Herzog percaya kalau Jordan mempunyai kesempatan untuk membangun karier sebagai atlet eSports bagi dirinya dengan ketenaran, kebanggaan, dan penghasilannya sendiri.

BACA SELANJUTNYA

Ariel NOAH Ikut Meramaikan Turnamen PUBG Mobile PMIC SUPER