Jum'at, 19 April 2024
Agung Pratnyawan : Rabu, 30 Desember 2020 | 13:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - China masih menjadi pasar menggiurkan bagi berbagai produk, termasuk game. Seperti Fortnite yang rela melakukan perombakan besar demi bisa masuk ke negara tersebut.

Meski sudah menjadi game fenomenal secara global, namun pasar China masih sulit untuk dijamah Epic Games selaku pengembang Fortnite.

Pasar China menarik perhatian bukan hanya karena jumlah penduduknya, namun juga karena afinitasnya terhadap game mobile.

Adanya pedoman lebih ketat tentang konten yang diizinkan oleh pemerintah China, Fortnite akan memiliki perbedaan besar dibanding game aslinya.

Beberapa skin dalam game memerlukan penyesuaian yang cermat. Salah satunya adalah skin yang menampilkan kerangka atau tulang yang terbuka karena penggambaran tulang dianggap tidak sopan dalam budaya China.

Fortnite. (Epic Games)

Dilansir dari Gamerant, Rabu (30/12/2020), perbedaan utama lainnya adalah penggambaran darah dan kekerasan dalam game.

Sebelumnya, Fortnite sempat dilarang di China secara langsung karena memasukkan konten darah dan terlalu vulgar.

Menariknya, siklus permainan inti juga telah dimodifikasi untuk mengakomodasi nilai-nilai budaya China dengan lebih baik. Misalnya, kemungkinan adanya beberapa pemenang dari 100 pemain battle royale, dengan siapa pun yang bertahan 20 menit otomatis dinobatkan sebagai pemenang.

Meskipun sangat berbeda dengan cara memainkan game Fortnite versi aslinya, ada beberapa orang yang mencoba untuk bermain secara "normal" melalui pasar abu-abu digital China, untuk mendapatkan pengalaman bermain game sama secara global.

Menyesuaikan sensor dan pedoman adalah cara paling baik bagi game apa pun dengan daya tarik internasional, seperti Fortnite, untuk masuk ke pasar timur yang sangat menguntungkan, meskipun tidak semua pengembang mampu bersikap fleksibel.

Itulah upaya Epic Games melakukan perombakan besar pada Fortnite demi bisa diterima baik di China. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).

BACA SELANJUTNYA

Den of Wolves, Game Co-Op Heist Baru Karya Kreator Payday 1 dan 2