Jum'at, 26 April 2024
Rezza Dwi Rachmanta : Senin, 22 Mei 2023 | 19:16 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Timnas Mobile Legends Men gagal meraih medali di ajang SEA Games 2023. Sang pelatih, Bjorn Ong alias Zeys akhirnya buka suara dalam menanggapi kekalahan Timnas MLBB Men.

Sebagai informasi, Timnas MLBB Men pulang lebih awal setelah menelan dua kekalahan beruntun.

Indonesia berada di Grup B bersama dengan Kamboja, Myanmar, dan Singapura. Sementara Grup A terdiri dari Filipina, Vietnam, Malaysia, Laos, dan Timor Leste.

Secara mengejutkan, Timnas MLBB Indonesia kalah dari Kamboja dan Myanmar.

Padahal dalam dua edisi SEA Games sebelumnya (SEA Games 2019 dan 2021), Timnas MLBB selalu mampu menembus Grand Final.

Zeys saat di Empedtalk. (YouTube/ Jonathan Liandi)

Mereka diharapkan dapat ke babak puncak dan mengakhiri dominasi Filipina. Sayang, Sanz dkk justru pulang lebih awal di fase grup.

Dilihat dari track record sebelumnya, Timnas MLBB mencatatkan rekor terburuk dalam sejarah SEA Games.

Zeys baru-baru ini hadir di acara Empedtalk milik Emperor (Jonathan Liandi). Ia mengungkap beberapa poin penting mengapa Timnas MLBB Men gagal meraih medali.

Pertama-tama, ia merasa bertanggung jawab karena dirinya mengemban posisi pelatih kepala atau head coach.

"Sebagai head coach saya harus tanggung jawab. Kita kalah, poin penting, ya, salah gue lah. Dalam waktu itu nggak bisa bikin tim yang jadi dan memang salah gue. Pertama gue mau bilang sorry dulu kepada fans Indonesia dan orang yang percaya sama gue. Sorry guys, gue minta maaf," ungkap Zeys dikutip dari channel YouTube Jonathan Liandi.

Zeys turut mengungkap beberapa kendala yaitu persiapan yang mepet, komunikasi antar pemain, hingga tekanan pada BO1.

Mantan pelatih EVOS ini merasa bahwa persiapan 2,5 minggu untuk menyatukan beberapa pemain dari tim yang berbeda sangat kurang.

Pelatih juga terbatas dalam memberikan koordinasi saat game sedang berlangsung. Sistem di SEA Games Kamboja mempunyai keterbatasan terkait mic check.

Hal itu berbeda dibanding sistem di MPL, MSC, hingga M Series.

"Pas kita tanding pun kita tak tahu mic check gimana mereka (pemain) dalam kondisi apa, mereka bahas apa. Kita nggak tahu," kata Zeys.

Tekanan BO1 juga memberikan tantangan berbeda. Zeys berpendapat bahwa BO1 mirip "koin flip".

Ini bisa dibuktikan ketika Filipina kalah 0 vs 1 atas Malaysia di fase Grup (BO1). Meski begitu, mereka mampu menggilas Malaysia di Grand Final saat memakai sistem BO5.

Terkait 3 roamer, Zeys sebenarnya mengakui bahwa Kiboy di atas rata-rata dari segi mekanik hingga hero pool.

Namun, ia harus menyesuaikan formasi sehingga Dreams akhirnya terpilih.

Selain tiga hal tersebut, Zeys mengaku bahwa lawan memberikan gameplay yang cukup mengejutkan sehingga Timnas MLBB gagal dapat medali di SEA Games 2023.

BACA SELANJUTNYA

Sukses di Kendari, POCO Extreme League Season 2 Lanjut ke Tegal