Kamis, 25 April 2024
Agung Pratnyawan : Kamis, 24 Maret 2022 | 11:02 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Mengulas kebudayaan Jepang memang selalu menarik untuk diikuti. Salah satu budaya jepang yang unik untuk dibahas adalah Hikikomori. Apa itu Hikikomori dan seluk beluknya telah dirangkum tim HiTekno.com berikut ini.

Dalam bahasa Jepang "hikikomori" berarti menyendiri atau membatasi diri. Hikikomori adalah istilah Jepang untuk fenomena di kalangan remaja atau dewasa muda di Jepang yang menarik diri dan mengurung diri dari kehidupan sosial.

Menurut Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang, definisi Hikikomori adalah orang yang menolak untuk keluar dari rumah, dan mengisolasi diri mereka dari masyarakat dengan terus menerus berada di dalam rumah untuk satu periode yang melebihi enam bulan.

Menurut psikiater, Hikikomori adalah sebuah keadaan yang menjadi masalah pada usia 20-an akhir, berupa mengurung diri sendiri di dalam rumah sendiri dan tidak ikut serta di dalam masyarakat, perilaku tersebut tidak berasal dari masalah psikologis lainnya sebagai sumber utama.

Hikikomori sebenarnya masih ambigu untuk disebut penyakit, karena tidak tercantum dalam The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders dari Asosiasi Psikiater Amerika yang menjadi acuan para psikiater dalam mengidentifikasi gangguan jiwa.

Welcome to the NHK. (IMDB)

Gejala hikikomori diketahui mirip dengan agorafobia, seperti HiTekno.com lansir dari Mayo Clinic. Agorafobia adalah sebuah tipe gangguan kecemasan yang merasa takut dan sering menghindari tempat atau situasi yang dapat membuat seseorang panik dan merasa terjebak, tak berdaya, atau memalukan.

Hikikomori juga bisa disebut sebagai seseorang yang tidak memiliki hubungan dekat dan rasa kekeluargaan dengan orang lain. Sehingga mereka memilih mengurung diri di kamar.

Sejumlah pakar hikikomori menyebut bahwa kemungkinan penyebab utama dari perilaku ansos ini adalah lingkungan. Kasus hikikomori pun paling banyak terjadi pada pria muda dari kelas menengah yang rata-rata berstatus sarjana.

Hal ini dipicu dengan adanya tekanan dari keluarga yang mengharuskan mereka masuk universitas terbaik atau bekerja di perusahaan besar. Tak tahan dengan tekanan tersebut mereka memilih tidak melakukan apa-apa dan menjadi hikikomori.

Menurut penelitian yang dilakukan NHK untuk acara Fukushi Network, penduduk hikikomori di Jepang pada tahun 2005 mencapai lebih dari 1,6 juta orang.

Welcome to the NHK. (IMDB)

Bila penduduk semi-hikikomori (orang jarang keluar rumah) ikut dihitung, maka semuanya berjumlah lebih dari 3 juta orang. Menurut survei Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan, 1,2% penduduk Jepang pernah mengalami hikikomori; 2,4% di antara penduduk berusia 20 tahunan pernah sekali mengalami hikikomori.

Dibandingkan perempuan, laki-laki hikikomori jumlahnya empat kali lipat. Hal yang lebih memprihatinkan lagi, banyak dari hikikomori merupakan orang yang cerdas dan memiliki kompetensi yang sangat baik.

Jika banyak orang cerdas tapi enggan berpartisipasi dengan masyarakat tertentu hal ini sangat berpengaruh bagi perekonomian masa depan Jepang sendiri.

Itulah penjelasan apa itu Hikikomori, fenomena sosial yang sempat marak di Jepang.

Kontributor: Pasha Aiga Wilkins

BACA SELANJUTNYA

7 Makanan Jepang di Anime Suzume no Tojimari