Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Lebih dari 100 ribu Botnet digunakan oleh peretas untuk menyerang bank Brazil. Hacker serang bank Brazil dengan membajak traffic yang ingin dikunjungi oleh korban.
Menurut laporan yang ada, Botnet mengalihkan traffic yang dibajak ke lebih dari 50 situs phishing aktif.
Pengalihan traffic ini terjadi ketika pengguna mencoba mengakses halaman e-banking bank Brazil.
Sekitar 88 persen dari router berlokasi di Brazil dan ini ditemukan sejak pertengahan Agustus 2018.
Baca Juga
Perusahaan keamanan Radware diketahui sebagai perusahaan swasta yang mengungkap pertama kali dan mengatakan bahwa terdapat sesuatu yang ''aneh'' pada traffic.
Laporan terbaru yang diterbitkan pekan lalu oleh perusahaan keamanan cyber Cina, Qihoo 360, mengatakan bahwa peretas atau hacker telah meningkatkan permainan mereka.
Dikutip dari ZDNet, para ahli di Netlab mengatakan bahwa peretas sedang memindai ruang IP pengguna Brazil untuk router yang menggunakan kata sandi lemah.
Peretas atau hacker juga mengakses pengaturan router dan mengganti pengaturan DNS yang sah dengan IP server DNS di bawah kendali peretas.
Perubahan ini mengalihkan semua permintaan DNS yang melewati router ke server DNS jahat. Server itu akan merespon dengan infon yang salah untuk daftar 52 situs.
Sebagian besar dari 52 situs tersebut adalah bank Brazil dan layanan hosting web.
Pengarahan traffic dapat mengarahkan pengguna ke laman phising yang akan mencuri identitas penting korban.
Netlab mengatakan bahwa peretas melakukan semuanya dengan menggunakan tiga modul yang dijuluki Shell DNSChanger, Js DNSChanger, dan PyPhp DNSChanger.
Operator botnet yang dijuluki oleh Netlab sebagai GhostDNS dapat menargetkan lebih dari 70 jenis router yang berbeda.
Ia juga telah menginfeksi lebih dari 100 ribu router dan saat ini menghosting laman phising untuk lebih dari 70 layanan yang berbeda (termasuk 52 situs yang disebutkan tadi).
Hacker serang bank Brazil dengan menggunakan 100 ribu botnet karena menginginkan identitas serta keuntungan finansial yang akan mereka dapatkan dari korban.
Terkini
- HSPNet Hadirkan Jaringan B3JS dan BDMCS dengan Kapasitas Tinggi
- Intel Dorong Pengembangan AI untuk Enterprise dengan Gaudi 3
- Dukung QRIS dan BI Fast, Bank Saqu Ikut Meramaikan JakCloth Ramadan 2024
- Melalui Transformasi Digital, PointStar Mendukung Upaya Pemerintah Mencapai Target Pertumbuhan Ekonomi 2024
- Grab Dapatkan Sertifikat Penetapan Program Kepatuhan Persaingan Usaha dari KPPU RI
- Universitas Indonesia dan Yandex Gelar Seminar AI yang Komprehensif
- Kolaborasi Huawei dan Telkomsel, Hadirkan Modem Orbit Star H2 dengan Paket Kuota FantaSix 150 GB
- Yandex, Kominfo, dan ITB Bahas Pengembangan AI yang Aman dan Beretika
- Aplikasi Merchant BCA Resmi Diluncurkan untuk Pelaku Usaha, Apa Kelebihannya?
- CCTV Tak Cukup Jadi Bukti Kejahatan? Cek Tips Sistem Keamanan Terintegrasi dari Nawakara
Berita Terkait
-
Dukung QRIS dan BI Fast, Bank Saqu Ikut Meramaikan JakCloth Ramadan 2024
-
Visa Digital Nomad: Bekerja Sambil Liburan Keliling Dunia
-
Peneliti Tencent Ungkap Potensi Kerentanan Pengaman Ponsel dengan Sidik Jari, Mudah Dibobol?
-
Link Phising Marak Beredar, Waspada Jika Terjadi Gejala Ini di HP Anda
-
Netizen Ramai Berburu Video Syur Mirip Rebecca Klopper, Waspadai Link Phising
-
Pakar Kaspersky Uji Kemampuan Chatbot AI untuk Deteksi Phising, Begini Hasilnya
-
Gegara Hacker dan Scam, Investor Kripto Kehilangan Rp 1,5 Triliun pada April 2023
-
Lebih dari 150 Ribu Ancaman ke Sistem Pembayaran, Phising Seperti "Flu"
-
Ancaman Siber, Pakar Temukan Aplikasi Berbahaya Google Play Dijual di Darknet
-
Exchange Bitrue Diserang Hacker, Kripto Senilai Ratusan Miliar Rupiah Hilang