Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Si mesin pencari serba guna, Google baru saja merilis fitur terbaru untuk salah satu aplikasi unggulannya, Google Maps. Kabarnnya, fitur baru Google Maps ini sukses membungkam teori Bumi datar yang selama ini santer beredar.
Fitur baru milik Google Maps ini dapat membuat tampilan Bumi di aplikasi dapat berubah secara otomatis menjadi bulat saat pengguna melakukan zoom out.
Jika saat zoom out Bumi tersebut menjadi bulat, maka saat zoom in, bentuk peta Bumi akan kembali berbentuk datar seperti biasa.
Keputusan Google menghadirkan fitur ini rupanya malah membuat kecewa banyak orang. Terutama untuk mereka yang percaya dengan teori Bumi berbentuk datar.
Baca Juga
Menurut penganut teori ini, fitur baru Google tidak sesuai dengan kepercayaan mereka tentang bentuk Bumi.
Teori Bumi datar yakin bahwa aplikasi proyeksi peta milik Google Maps ini tidak akurat dan tidak bisa dipercaya.
Dilansir dari CNET, Pete Svarrior selaku Social Medai Manager Flat Earth Society menyampaikan pendapatnya mengenai proyeksi Bumi berbentuk bulat milik Google.
''Dari sudut pandang Bumi datar, ini adalah perubahan dari proyeksi yang tidak akurat (Mercator) ke yang lainnya (Globe),'' ucapnya.
Entah percaya atau tidak, namun penganut Bumi datar percaya bahwa fitur baru Google ini hanya untuk kegiatan bisnis, dan sama sekali tidak berdasarkan kenyataan lapangan.
Lebih lanjut ia yakin bahwa Google hanya menuruti pandangan pengguna secara global yang percaya bahwa Bumi berbentuk bulat. Sehingga menjadi bisnis yang akan sangat menguntungkan pihak Google.
Padahal mengenai fitur barunya ini, Google mewakili Google Maps memiliki tujuan untuk mengatasi masalah pemetaan yang sering tidak akurat di wilayah tertentu dan sering dialami oleh aplikasi mereka.
Salah satu kasus pemetaan yang tidak akurat adalah luas Greenland yang dibuat terlihat sama dengan luas Afrika. Padahal Afrika memiliki luas yang lebih besar dibandingkan dengan Greenland.
Kalau menurut kamu gimana nih? Apa setuju dengan fitur baru Google yang sukses membantah teori Bumi datar ini?
Terkini
- Grab Dapatkan Sertifikat Penetapan Program Kepatuhan Persaingan Usaha dari KPPU RI
- Universitas Indonesia dan Yandex Gelar Seminar AI yang Komprehensif
- Kolaborasi Huawei dan Telkomsel, Hadirkan Modem Orbit Star H2 dengan Paket Kuota FantaSix 150 GB
- Yandex, Kominfo, dan ITB Bahas Pengembangan AI yang Aman dan Beretika
- Aplikasi Merchant BCA Resmi Diluncurkan untuk Pelaku Usaha, Apa Kelebihannya?
- CCTV Tak Cukup Jadi Bukti Kejahatan? Cek Tips Sistem Keamanan Terintegrasi dari Nawakara
- Update Software Samsung Galaxy S24 Series, Hadirkan Pengalaman Display Vivid yang Makin Optimal
- Nuon Optimistis Dorong Transformasi Digital Melalui Inovasi di Industri Hiburan
- Google Resmi Ganti Bard Menjadi Gemini, Ini Tujuannya
- Kolaborasi Plan Indonesia dan Microsoft, Luncurkan Program AI TEACH for Indonesia
Berita Terkait
-
Google Resmi Ganti Bard Menjadi Gemini, Ini Tujuannya
-
Apa itu Google Gemini? Teknologi AI Pesaing ChatGPT
-
Mission EVO Rilis di Google Play Store, Game Survival Shooter Terbaru
-
Google Disinyalir akan Sajikan Layanan Cloud Gaming via Youtube
-
Cara Main Mobile Legends Bang Bang di PC Pakai Google Play Beta
-
Bagaimana Meningkatkan Skill SEO Lewat Praktik Website dan Kemampuan Analisis
-
Pengguna Fitbit Punya Opsi untuk Login dengan Akun Google, Semua Data Bisa Diakses
-
Ngotot Minta WFH, Karyawan Google Ancam Walkout!
-
Android 14 Beta 3 Akhirnya Meluncur, Bawa Perubahan Apa Saja?
-
Pengguna Fitbit Kini Punya Opsi untuk Login dengan Akun Google