Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Belum lama ini, YouTube telah berburu channel yang terlibat dalam eksploitasi anak di platformnya. Setidaknya, lebih dari 400 channel YouTube terkait hal ini telah dihapus.
Tak banyak itu, YouTube juga telah menghapus puluhan juta komentar terkait dengan eksploitasi anak yang sempat marak. Laporan ini diberikan tim penjangkauan creator YouTube.
Laporan tersebut menyatakan bahwa pihak YouTube tengah mengatasi masalah itu dan terus mengembangkan tim yang terkait untuk menjaga keamanan platform.
YouTube juga telah melaporkan komentar dan akun yang bersangkutan kepada penegak hukum.
Baca Juga
Dilansir dari The Verge, seorang juru bicara YouTube mengatakan bahwa tim telah mengambil tindakan dengan menghapus akun dan channel, melaporkan aktivitas ilegal ke pihak berwenang, dan menonaktifkan komentar yang melanggar aturan.
''Konten apapun, termasuk komentar yang membahayakan anak di bawah umur sangat tidak pantas dan kami memiliki kebijakan yang jelas untuk melarang hal tersebut di YouTube. Masih banyak yang harus dilakukan dan kami akan berusaha lebih keras untuk memberantas pelecehan,'' ucap juru bicara YouTube.
Seorang creator YouTube bernama DeFranco mengatakan bahwa itu adalah sesuatu yang secara konsisten diberantas oleh YouTube selama bertahun-tahun.
Hal tersebut bukan murni kesalahan YouTube, namun begitu pihak YouTube mengetahui konten yang menyinggung, maka YouTube akan langsung menangani situasinya.
Sebelumnya, menurut laporan Panduan Komunitas, YouTube dikabarkan telah menghapus 1,6 juta kanal dan 7,85 juta video sejak bulan Juli dan September lalu, di mana ini adalah laporan keempat sejak bulan April lalu.
YouTube mengatakan bahwa 79,6 persen video yang dihapus sebagian besar karena melanggar kebijakan platformnya, seperti spam, konten menyesatkan, dan penipuan.
Untuk rinciannya, sebanyak 10,2 persen video memuat konten yang mengancam keselatan anak, 9,9 persen memuat konten pornografi, 3,4 persen berisi konten kekerasan, dan 2,2 persen memuat konten pelanggaran lainnya. Sementara itu, 12,6 persen dihapus karena berisi konten seksual. (Suara.com/Lintang Siltya Utami)
Terkini
- HSPNet Hadirkan Jaringan B3JS dan BDMCS dengan Kapasitas Tinggi
- Intel Dorong Pengembangan AI untuk Enterprise dengan Gaudi 3
- Dukung QRIS dan BI Fast, Bank Saqu Ikut Meramaikan JakCloth Ramadan 2024
- Melalui Transformasi Digital, PointStar Mendukung Upaya Pemerintah Mencapai Target Pertumbuhan Ekonomi 2024
- Grab Dapatkan Sertifikat Penetapan Program Kepatuhan Persaingan Usaha dari KPPU RI
- Universitas Indonesia dan Yandex Gelar Seminar AI yang Komprehensif
- Kolaborasi Huawei dan Telkomsel, Hadirkan Modem Orbit Star H2 dengan Paket Kuota FantaSix 150 GB
- Yandex, Kominfo, dan ITB Bahas Pengembangan AI yang Aman dan Beretika
- Aplikasi Merchant BCA Resmi Diluncurkan untuk Pelaku Usaha, Apa Kelebihannya?
- CCTV Tak Cukup Jadi Bukti Kejahatan? Cek Tips Sistem Keamanan Terintegrasi dari Nawakara
Berita Terkait
-
Google Disinyalir akan Sajikan Layanan Cloud Gaming via Youtube
-
Daftar YouTuber Indonesia dengan Penghasilan Tertinggi 2023
-
Siapa YouTuber Indonesia dengan Penghasilan Tertinggi 2023, Bukan Raffi Ahmad
-
Daftar Youtuber Indonesia dengan Subscriber Terbanyak, Nomor 1 Bukan Deddy Corbuzier
-
Siapa Frost Diamond? Youtuber Indonesia dengan Penghasilan Tertinggi
-
7 Youtuber Indonesia dengan Penghasilan Tertinggi, Nomor 1 Bukan Deddy Corbuzier maupun Raffi Ahmad
-
Ramai Luhut vs Haris Azhar, Ternyata Ini Makna Kata Lord yang Viral
-
CEK FAKTA: Arya Saloka Meninggal Usai Kecelakaan Naik Moge, Benarkah?
-
CEK FAKTA: Eksekusi Ferdy Sambo Dilakukan dan Jenazah Dimakamkan Secara Terhormat, Benarkah?
-
Profil Putri Ariani, Penyanyi Indonesia Bersuara Emas yang Dapat Golden Buzzer di America's Got Talent