Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Red Hat, Inc., penyedia solusi open source mengumumkan rilis terbaru dari Red Hat Process Automation, yang menghadirkan kemampuan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
Teknologi AI terapan baru ini untuk pemodelan keputusan prediktif, dan dukungan untuk pengembangan aplikasi bisnis berbasis proses dan keputusan dengan menggunakan arsitektur micro-frontend.
Bersama dengan perbaikan tambahan yang ditargetkan untuk meningkatkan pengalaman pengguna secara keseluruhan untuk pelanggan Red Hat Process Automation, kemampuan ini semakin memperkuat toolbox para pengembang bisnis.
Red Hat Process Automation adalah serangkaian produk untuk mengotomatisasi keputusan dan proses bisnis dengan memungkinkan kolaborasi yang lebih erat antara tim TI dan tim bisnis.
Baca Juga
-
Red Hat dan NVIDIA Hadirkan RAN 5G, Apa Itu?
-
Pengalaman Pengembang Kubernetes Diperluas Lewat Red Hat OpenShift 4
-
Red Hat Open Innovation Labs Dipercaya Mempercepat Pencapaian Bisnis
-
Red Hat Bantu Rintis Open Hybrid Cloud di Asia Pasifik
-
Red Hat OpenShift 4, Generasi Baru Kubernetes Enterprise Terpercaya
Hal ini membantu perusahaan TI untuk lebih menangkap dan menegakkan kebijakan dan prosedur bisnis secara lebih baik, mengotomatisasi operasi bisnis dan mengukur hasil kegiatan bisnis di lingkungan yang heterogen, termasuk fisik, virtual, mobile, dan cloud.
AI Terapan
Red Hat Process Automation kini mendukung pendekatan kecerdasan buatan terapan untuk pengambilan keputusan otomatis.
Hal ini memungkinkan pengguna untuk menggabungkan analitik prediktif ke dalam aplikasi manajemen keputusan mereka untuk menciptakan sistem cerdas dan otomatis yang membantu mereka menafsirkan dan menanggapi secara lebih baik perubahan dinamika pasar.
Dengan rilis terbaru dari Red Hat Process Automation ini, pelanggan dapat mengimpor dan mengeksekusi model prediktif yang diekspresikan dalam Predictive Model Markup Language (PMML), sebuah standar industri untuk mengintegrasikan dan bertukar informasi antara platform pembelajaran mesin (machine learning/ML) di mana model prediktif dibuat dan dilatih, dan aplikasi manajemen keputusan yang menggunakan model tersebut guna mengotomatisasi aturan untuk hasil bisnis tertentu.
Dengan menggabungkan kemampuan prediktif dalam model keputusan Decision Model and Notation (DMN), pengguna tidak hanya dapat menganalisis dan bertindak atas data secara otomatis, tetapi juga mendapatkan visibilitas yang lebih besar tentang bagaimana sistem otomatis mencapai kesimpulan yang diberikan.
Transparansi dan kontrol ini berkontribusi terhadap kecerdasan buatan yang lebih dapat dijelaskan dan dapat membantu perusahaan dalam mengatasi persyaratan peraturan dengan lebih baik seperti General Data Protection Regulation (GDPR) dari Uni Eropa, yang mencakup ketentuan khusus yang mendukung hak atas penjelasan untuk pengambilan keputusan otomatis.
Pengembangan Micro-Frontend
Para analis bisnis memainkan peran yang semakin berpengaruh bersama dengan para pengembang tradisional dalam membangun dan menggunakan aplikasi untuk mengotomatisasi proses dan keputusan bisnis.
Dengan Red Hat Process Automation, setiap kelompok dapat menggunakan tool yang disesuaikan dengan kebutuhan dan keahlian khusus mereka sehingga mempertahankan tata kelola dan pengawasan yang diperlukan oleh TI, dan memanfaatkan arsitektur cloud-native.
Basis kode frontend yang monolitik dapat menghalangi kemampuan perusahaan untuk mengambil keuntungan penuh dari pendekatan yang lebih modular dan ringan seperti layanan microservice berbasis container, yang cocok untuk mengembangkan aplikasi cloud-native.
Mengikuti jalur serupa menuju modularisasi, pelanggan sekarang dapat menguraikan antarmuka client-side untuk aplikasi bisnis berbasis proses dan pengambilan keputusan dengan menggunakan pendekatan arsitektur micro-frontend melalui komponen pembangun aplikasi Red Hat Process Automation yang diperbarui.
Micro-frontend ini dapat dikelola secara independen, dan memungkinkan skalabilitas, kelincahan, dan kontrol atas seluruh aplikasi.
Rilis terbaru dari Red Hat Process Automation juga menghadirkan perbaikan untuk meningkatkan pengalaman pengguna secara keseluruhan, termasuk:
- Operasi otomatis melalui L2 OpenShift Operator â Operator level dua menyederhanakan penyebaran dan pengelolaan Red Hat Process Automation pada Red Hat OpenShift Container Platform dengan menyediakan kemampuan manajemen siklus otomatis untuk instalasi, peningkatan dan perbaikan versi minor. Dengan menggunakan OpenShift Operator, pelanggan dapat meminimalkan beban kerja operasi, memperbarui instalasi dan mengurangi downtime yang tidak direncanakan.
- Peningkatan visibilitas proses â Kemampuan baru, termasuk heat maps, memudahkan pengguna untuk memvisualisasikan jalur proses dan hambatan yang biasa digunakan.
- Operasi terus-menerus saat terjadi kegagalan node â Mesin pemrosesan peristiwa yang kompleks dapat dikonfigurasikan untuk beroperasi melintasi beberapa node untuk memungkinkan operasi terus-menerus jika terjadi kegagalan node. Dukungan ketersediaan tinggi untuk komponen pusat bisnis pada Red Hat OpenShift tersedia sebagai pratinjau teknologi dalam rilis ini sehingga memberikan perlindungan lebih lanjut terhadap kehilangan data jika node OpenShift yang mendukung pusat bisnis gagal. Kegagalan node tidak akan mengganggu sesi pengguna atau menyebabkan hilangnya BPMN, DMN atau artefak lain yang sedang dikerjakan pengguna.
- Template yang dapat disesuaikan untuk optimasi sumber daya bisnis â Template baru yang dapat disesuaikan tersedia dalam pengoptimalan bisnis untuk kasus penggunaan penghambat kepuasan pengguna yang umum terjadi, berdasarkan proyek komunitas OptaPlanner upstream.
Ketersediaan
Rilis terbaru Red Hat Process Automation telah tersedia. Pelanggan bisa mendapatkan pembaruan terbaru dari Red Hat Customer Portal.
Terkini
- HSPNet Hadirkan Jaringan B3JS dan BDMCS dengan Kapasitas Tinggi
- Intel Dorong Pengembangan AI untuk Enterprise dengan Gaudi 3
- Dukung QRIS dan BI Fast, Bank Saqu Ikut Meramaikan JakCloth Ramadan 2024
- Melalui Transformasi Digital, PointStar Mendukung Upaya Pemerintah Mencapai Target Pertumbuhan Ekonomi 2024
- Grab Dapatkan Sertifikat Penetapan Program Kepatuhan Persaingan Usaha dari KPPU RI
- Universitas Indonesia dan Yandex Gelar Seminar AI yang Komprehensif
- Kolaborasi Huawei dan Telkomsel, Hadirkan Modem Orbit Star H2 dengan Paket Kuota FantaSix 150 GB
- Yandex, Kominfo, dan ITB Bahas Pengembangan AI yang Aman dan Beretika
- Aplikasi Merchant BCA Resmi Diluncurkan untuk Pelaku Usaha, Apa Kelebihannya?
- CCTV Tak Cukup Jadi Bukti Kejahatan? Cek Tips Sistem Keamanan Terintegrasi dari Nawakara
Berita Terkait
-
Gandeng Universitas Terkemuka di Indonesia, Yandex Gelar Kampanye Kecerdasan Buatan
-
10 Istilah AI yang Harus Diketahui
-
Qualcomm Bahas Hybrid AI, Dapat Menghasilkan Karya Digital dan Banyak Manfaat
-
Apa itu Google Gemini? Teknologi AI Pesaing ChatGPT
-
Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
-
AI Chatbot akan Hadir di Instagram, Fitur Apa yang Ditawarkan?
-
Lazada Punya Fitur Chatbot Berbasis ChatGPT, Namanya LazzieChat
-
Pakar Ungkap Keresahannya Terkait AI, Bisa Ancam Umat Manusia?
-
AI Bisa Jadi Alat Stalking yang Mengerikan, Kemampuannya Meresahkan
-
Twitter Ingin Basmi Berita Menyesatkan di Media Sosial, Begini Caranya