Kamis, 25 April 2024
Agung Pratnyawan : Kamis, 09 Januari 2020 | 16:10 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Facebook disebut-sebut ada di belakang kemenangan Donald Trump dalam Pemilu Presiden Amerika Serikat (AS) pada 2016 lalu.

Setelah lama mengelak, akhirnya Facebook mengakui keterlibatan mereka bantu kemenangan Pemilu AS hingga membuat Donald Trump sebagai presiden.

Informasi ini didapat dari sebuah memo diperoleh The New York Times yang mereka unggah secara publik.

Dalam memo tersebut, salah seorang eksekutif Facebook Andrew Bosworth mengatakan bahwa pihaknya memang bertanggung jawab atas terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS pada 2016.

Namun, keterlibatan Facebook tidak terletak pada penyalahgunaan data dalam kasus Cambridge Analytica seperti yang dituduhkan oleh banyak pihak.

Andrew Bosworth juga menyanggah bahwa dugaan keterlibatan Rusia kurang relevan dengan terpilihnya Donald Trump.

"Perlu diingatkan untuk semua orang bahwa interferensi Rusia itu nyata, tetapi kebanyakan tidak dilakukan melalui iklan. 100.000 dolar AS dalam iklan di Facebook bisa menjadi alat yang ampuh, tetapi tidak dapat membayar pemilihan Amerika, terutama ketika para kandidat sendiri memasang beberapa pesanan lebih banyak uang pada platform yang sama," ungkap Andrew Bosworth.

Ilustrasi Facebook. (HiTekno.com)

"Dalam praktiknya, Cambridge Analytica adalah event yang tak pernah terjadi (dalam pemenangan Trump). Data dari jenis yang mereka miliki tidak begitu berharga dan tidak berguna dalam 12-18 bulan," imbuhnya.

Menurut Andrew Bosworth, kaitan Facebook dan kemenangan dalam Pemilu AS justru terdapat pada iklan politik Donald Trump yang menjadikan viral di Facebook.

Meskipun Andrew Bosworth mengaku bahwa dirinya bukan seorang pendukung Donald Trump, namun ia mengagumi langkah dan strategi tim Donald Trump yang memanfaatkan Facebook untuk kampanye politik mereka.

"Jadi, apakah Facebook bertanggung jawab atas Donald Trump terpilih? Saya pikir jawabannya adalah ya, tetapi tidak dengan alasan seperti yang banyak orang pikirkan. Dia tidak terpilih karena Rusia atau Cambridge Analytica," jelasnya.

"Dia terpilih karena berhasil menjalankan kampanye iklan digital tunggal terbaik yang pernah saya lihat dari pengiklan mana pun. Itu saja," lanjutnya.

Sebagai informasi, hingga saat ini Facebook masih memperbolehkan iklan politik Masuk dalam platform mereka. Namun, kebijakan ini menuai kontra karena memicu banyaknya hoaks dan misinformasi.

Namun, kata Andrew Bosworth, Facebook juga tidak bersalah dan tak perlu menghalangi politisi yang ingin menggunakan platform mereka sebagai tempat kampanye politik.

Ilustrasi Presiden Amerika Serikat Donald Trump. (Instagram/ realdonaldtrump)

Dia lantas menganalogikan peran Facebook dengan cerita The Lord of the Rings, yang salah satu karakternya menolak untuk menggunakan kekuatannya demi tujuan yang dianggap baik.

"Aku mendapati diriku memikirkan The Lord of the Rings pada saat ini. Khususnya ketika Frodo menawarkan cincin itu ke Galadriel dan dia membayangkan menggunakan kekuatan dengan benar, pada awalnya, tetapi tahu itu pada akhirnya akan merusaknya," tutur Andrew Bosworth.

"Meski menggoda untuk menggunakan alat yang tersedia bagi kita untuk mengubah hasilnya, saya yakin kita tidak boleh melakukan itu atau kita akan menjadi apa yang kita takuti," tutupnya.

Itulah pengakuan petinggi Facebook yang terlibat dalam kemenangan Donald Trump di Pemilu AS 2016. (Suara.com/ Tivan Rahmat).

BACA SELANJUTNYA

Ini yang Perlu Kamu Tahu tentang Apa Itu Social Media Strategist