Sabtu, 20 April 2024
Dinar Surya Oktarini | Rezza Dwi Rachmanta : Jum'at, 10 Januari 2020 | 07:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Pada hari Rabu (08/01/2020) belasan rudal Iran diketahui telah menghantam pangkalan militer AS di Ain al-Asad, Irak. Tak hanya rudal, analis memperkirakan bahwa Iran sudah menyiapkan serangan siber untuk menyerang pemerintah Amerika Serikat.

Analis keamanan siber dari Carnegie Endowment for International Peace menjelaskan bahwa serangan dunia maya dari Iran harus diharapkan sebagai pembalasan atas kematian jenderal Iran yang sangat dihormati, Qassim Suleimani.

Tampaknya pemerintah AS juga setuju dengan beberapa analis militer serta analis keamanan siber mengenai serangan siber yang dilakukan oleh Iran.

Departemen Keamanan Dalam Negeri AS segera mengeluarkan surat peringatan ke beberapa dinas terkait dalam mengantisipasi serangan siber dari Iran.

Mereka mencatat bahwa Iran bisa melakukan serangan dengan program siber kuat yang berefek sementara dan bisa mengganggu terhadap infrastruktur Amerika Serikat.

Gambar satelit dari Planet Labs yang dibagikan oleh Middlebury Insitute, California, menampakkan rudal Iran saat menghantam pangkalan AS Ain al-Asad di Irak. (Middlebury Institute of International Studies)

Para ahli sangat yakin mengenai datangnya serangan siber dari Iran, namun mereka masih belum bisa memprediksi secara tepat kapan serangan tersebut terjadi.

Dikutip dari Futurism, analis dari perusahaan keamanan siber, Dragos, bernama Sergio Caltagirone menjelaskan bahwa target sipil bisa diincar oleh para hacker yang dikerahkan Iran.

"Ketika negara memicu efek perang dunia maya, sering kali itu lebih mengincar target sipil jika dibandingkan target militer. Saat ini, sepertinya warga sipil dan orang tak berdosa di seluruh dunia, termasuk Iran, AS, dan Arab Saudi akan menanggung dampak dari serangan-serangan ini," kata Sergio Caltagirone.

Berbagai data pribadi serta infrastruktur siber dari fasilitas publik yang disediakan untuk warga sipil bisa menjadi incaran para hacker.

Ilustrasi hacker. (Pixabay/ Gerd Altmann)

Ada kemungkinan bahwa Iran dapat meretas sistem yang mengendalikan instalasi pengolahan air atau jaringan listrik Amerika Serikat.

Sebagai referensi, Iran dan AS telah terlibat dalam perang siber selama bertahun-tahun.

Hacker yang dikerahkan oleh AS dilaporkan menggunakan virus komputer untuk mengganggu fasilitas pengayaan nuklir dan infrastruktur minyak milik Iran.

Sementara pasukan hacker dari Iran dilaporkan bertanggung jawab atas serangan siber yang melumpuhkan pemerintah Atlanta, Georgia, Amerika Serikat pada tahun 2018.

Mengingat hubungan Iran dan Amerika Serikat makin panas setelah kematian Jenderal Qassim Soleimani (pimpinan tertinggi Elite Quds Iran), serangan siber Iran terhadap AS diprediksi makin kuat dan masif.

BACA SELANJUTNYA

Muncul Scam Baru Pakai Nama Gmail, Bagaimana Cara Antisipasinya?