Jum'at, 26 April 2024
Dinar Surya Oktarini : Kamis, 12 Maret 2020 | 15:15 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Organisasi kesehatan dunia, baru saja mengumumkan wabah virus corona telah dinyatakan sebagai pandemi, hal ini malah menjadi keuntungan dan memanfaatkan situasi di dunia digital.

Sebelumnya, peta pelacak virus corona banyak disoroti oleh berbagai pihak termasuk para peretas.

Dilansir dari laman Ubergizmo, para hacker berpotensi membuat klon dari situs web asli atau membuat situs web berbeda yang mengklaim sebagai sumber nyata.

Ada beberapa situs web yang menyerupai situs pelacak situs aslinya seperti coronavirus-real-map.com atau coronavirus-realtime.com.

Bahkan kamu akan menemukan informasi yang benar dari situs web yang palsu. Namun, situs web tidak resmi tersebut mungkin akan meminta pengunjung untuk menginstal aplikasi atau mengumpulkan informasi pribadi dengan cara apa pun.

Pantau penyebaran virus corona. (JHU CSE)

Beberapa situs web yang dilaporkan bahkan membuat pengguna untuk menginstal aplikasi jahat di Windows untuk berpotensi membahayakan sistem.

Ada beberapa cara terbaik untuk menjauh dari situs tidak resmi yang meniru situs web asli yaitu dengan melihat URL di alamat browser.

Sementara itu, jika URL memiliki arcgis.com sebagai nama domain, pengguna berada di tempat yang tepat. Sebagai refrensi, pengguna bisa menandai situs web sumber asli.

Jika tak ada tanda-tanda seperti di atas, kamu wajib curiga situs web palsu dan membahayakan sitem kamu.

Saat ini, TheNextWeb melaprkan bahwa hal ini secara khusus merupakan ancaman bagi komputer yang didukung windows. Namun kami menyarankan pengguna untuk menjauh dari situs web pihak ketiga.

Sebelumnya, peta pelacak tersebut diciptakan untuk melacak siapa saja, negara yang terjangkit virus corona. Bahkan peta pelacakan tersebut digunakan untuk melihat situasi di suatu negara dengan melihat jumlah pasien yang positif virus corona. 

BACA SELANJUTNYA

Gegara Hacker dan Scam, Investor Kripto Kehilangan Rp 1,5 Triliun pada April 2023