Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - WeChat, jadi aplikasi chat yang sangat populer di China. Popularitas aplikasi WeChat juga merambah keluar China dengan mendapatkan banyak pengguna secara internasional.
Namun kabar terbaru, aplikasi WeChat dilaporkan secara sistematis memonitor konten yang dikirim oleh pengguna internasional untuk membangun algoritma penyensorannya yang diterapkan terhadap akun yang terdaftar di China.
Para peneliti di Citizen Lab, laboratorium penelitian akademik di University of Toronto, menetapkan bahwa WeChat menyaring gambar dan dokumen yang dibagikan oleh akun yang terdaftar di luar China setelah dikirim, kemudian menambahkan tanda tangan digital - atau "hash" - dari file yang dianggap sensitif terhadap daftar hitam.
File-file itu kemudian tidak dapat dikirim atau diterima oleh pengguna yang terdaftar di China.
Baca Juga
Sejumlah penelitian telah mengidentifikasi penggunaan alat sensor WeChat terhadap akun yang terhubung dengan China, tetapi penelitian ini memberikan bukti untuk pertama kalinya bahwa pengguna yang tidak terdaftar di China juga tersapu dalam peralatan pengawasannya.
Temuan Lab Citizen berjudul "WeChat, Mereka Menyaksikan", berisi seputar keamanan data dan jangkauan internasional alat kontrol informasi yang digunakan oleh perusahaan teknologi China.
Awal tahun ini, Citizen Lab menemukan bukti bahwa WeChat memasukkan lebih dari 500 kombinasi kata kunci yang terkait dengan wabah virus Corona sejak awal Januari, termasuk teks yang merujuk pada Dr Li Wenliang, peniup peluit di Wuhan.
"Jika pengguna [dari WeChat] sebelumnya tidak peduli, kini mereka harus memiliki perhatian lebih dan mengevaluasi kembali risiko menggunakan aplikasi ini," ujar Ron Deibert, direktur Citizen Lab, dilansir laman SCMP, Minggu (10/5/2020).
Di luar masalah keamanan data, masalahnya adalah masalah moral. Deibert mengungkapkan bahwa pihaknya akan mendesak pengguna internasional untuk mempertimbangkan karena saat Anda menggunakan platform ini, sebenarnya akan membantu memperkuat represi digital di China.
Tencent, raksasa teknologi berbasis di Shenzhen yang memiliki WeChat, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah menerima laporan Citizen Lab dan menganggapnya "serius".
"Namun, berkenaan dengan saran bahwa kami terlibat dalam pengawasan konten pengguna internasional, kami dapat mengkonfirmasi bahwa semua konten yang dibagi di antara pengguna internasional WeChat adalah pribadi," kata perusahaan itu, meskipun tidak menawarkan bantahan khusus dari metodologi para peneliti.
"Sebagai perusahaan global yang terdaftar secara publik, kami berpegang teguh pada standar tertinggi, dan kebijakan serta prosedur kami mematuhi semua hukum dan peraturan di setiap negara tempat kami beroperasi," pernyataan itu melanjutkan.
Para peneliti di Citizen Lab menjalankan sejumlah tes untuk membuktikan adanya pengawasan konten secara diam-diam, yang lebih sulit untuk diidentifikasi daripada sensor langsung.
Di China, fungsi WeChat berfungsi sebagai alat multi untuk mengkonsumsi berita, membayar barang dan jasa, memanggil taksi, dan banyak lagi.
Pada kuartal ketiga 2019, aplikasi WeChat memiliki lebih dari 1,15 miliar pengguna rata-rata bulanan di seluruh dunia, menurut perusahaan, yang tidak mengungkapkan data penggunaan oleh negara.
Di Google Play Store, yang sebagian besar tidak dapat diakses di China, aplikasi telah diunduh lebih dari 100 juta kali. Aplikasi ini juga tersedia baik di dalam maupun di luar China di App Store Apple.
Itulah laporan terbaru yang menuduh aplikasi WeChat telah memantau pesan dari pengguna, tak hanya di China namun pengguna internasional. (Suara.com/ Dythia Novianty).
Terkini
- HSPNet Hadirkan Jaringan B3JS dan BDMCS dengan Kapasitas Tinggi
- Intel Dorong Pengembangan AI untuk Enterprise dengan Gaudi 3
- Dukung QRIS dan BI Fast, Bank Saqu Ikut Meramaikan JakCloth Ramadan 2024
- Melalui Transformasi Digital, PointStar Mendukung Upaya Pemerintah Mencapai Target Pertumbuhan Ekonomi 2024
- Grab Dapatkan Sertifikat Penetapan Program Kepatuhan Persaingan Usaha dari KPPU RI
- Universitas Indonesia dan Yandex Gelar Seminar AI yang Komprehensif
- Kolaborasi Huawei dan Telkomsel, Hadirkan Modem Orbit Star H2 dengan Paket Kuota FantaSix 150 GB
- Yandex, Kominfo, dan ITB Bahas Pengembangan AI yang Aman dan Beretika
- Aplikasi Merchant BCA Resmi Diluncurkan untuk Pelaku Usaha, Apa Kelebihannya?
- CCTV Tak Cukup Jadi Bukti Kejahatan? Cek Tips Sistem Keamanan Terintegrasi dari Nawakara
Berita Terkait
-
Stabil Usai Dihajar Sanksi AS, Industri Chip China Malah Terancam Terpukul oleh Hukuman Jepang
-
AS akan Batasi Investasi ke Perusahaan Teknologi China
-
Ubisoft Tutup Gerai Online di China, Apa Sebabnya?
-
Giliran Perusahaan Teknologi AS Balik Diblacklist China, Amerika Malah Mengeluh
-
Hasil Menko Luhut ke China, Mobil Listrik BYD akan Investasi ke Indonesia
-
Serangan Balik, Kini Giliran China yang Ngeblacklist Perusahaan Chip Amerika
-
Bikin Industri China Tak Tunduk Walau Panen Sanksi, Apa Itu RISC-V?
-
Sanksi AS Tidak Banyak Berdampak pada Industri Semikonduktor di China
-
Jerman Ambil Kuda-Kuda untuk Terapkan Pelarangan Ekspor Bahan Chip ke China
-
Penjualan HP Android dan Apple di China Menyusut, Ini Sebabnya