Kamis, 25 April 2024
Dinar Surya Oktarini : Minggu, 17 Mei 2020 | 06:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Di tengah pandemi Corona saat ini, pemerintah di sejumlah negara telah mengeluarkan anjuran dan peraturan yang ketat terkait physical distancing, sebagaimana di Indonesia melalui anjuran #DiRumahAja. Hal ini mendorong terjadinya peningkatan signifikan penggunaan teknologi digital, termasuk gawai, internet dan media sosial, baik untuk berkomunikasi, belajar maupun bekerja. Peningkatan ini termasuk pada penggunaan aplikasi pesan pada ponsel cerdas WhatsApp sebesar 40% secara global.

Namun tidak dapat dipungkiri, peningkatan penggunaan teknologi digital ini belum selaras dengan peningkatan pemahaman literasi digital. Sehingga hal ini yang memunculkan beberapa tantangan penggunaan teknologi seperti adanya penyebaran hoaks.

Untuk tentang hoaks saja, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) Indonesia telah menerima dan menganalisis beberapa hoaks yang tersebar di internet dan media sosial hingga saat ini. Beberapa hoaks tersebut antara lain seputar program pemerintah, pasien positif Corona, hingga tips cara menghindari virus Corona yang tidak valid. Konten- konten seperti ini telah meresahkan masyarakat dan dapat menghambat penanganan virus Corona di Indonesia.

Sebagai salah satu alternatif menghadapi hal ini, pada awal bulan Maret ini, Kemkominfo meluncurkan hotline COVID-19 di WhatsApp untuk membantu menjawab pertanyaan dari masyarakat Indonesia, dan memberikan saran perawatan kesehatan resmi yang akurat dan tepat waktu, serta tips praktis untuk tetap aman dan mencegah penyebaran virus.

Kominfo mendorong siapa pun yang memiliki pertanyaan atau masalah untuk menggunakan Hotline Coronavirus di WhatsApp dan untuk memastikan bahwa mereka hanya mempercayai saran kesehatan dari sumber resmi, seperti layanan ini.

Ilustrasi hoaks atau fake news. (Pixabay/ Gerd Altmann)

Berikatan dengan itu, dalam rangka meningkatkan pemahaman masyarakat tentang literasi digital guna mengoptimalkan manfaat serta meminimalisir dampak negatif penggunaan teknologi digital, maka WhatsApp bersama ICT Watch dan didukung oleh Kominfo dan Relawan TIK Indonesia meluncurkan serangkaian program literasi digital termasuk program bincang daring, kelas online bertajuk “Fundamental Literasi Digital”, serta pelatihan online yang menjangkau masyarakat Indonesia di 12 kota termasuk Manado, Ambon, Jayapura, Pasuruan, Padang, Cirebon, Denpasar, Banjarmasin,
Mataram, Pekalongan, Mamuju, and Palembang. Masyarakat Indonesia akan dapat dengan leluasa menentukan waktunya sendiri dalam mengikuti kelas ini, yang terdiri dari paparan para tutor yang menggunakan format video dan presentasi, serta terdapat ujian interaktif di akhir kelas. Peserta yang telah mengikuti seluruh materi dan lulus ujian akan mendapatkan sertifikat digital yang dirilis bersama oleh ICT Watch dan WhatsApp.

Adapun materi yang telah disiapkan antara lain berisi tentang menjadi netizen cerdas, pengasuhan di era digital, aktivisme sosial di dunia online, privasi dan perlindungan data pribadi, keamanan digital di ponselmu, serta praktik baik penggunaan WhatsApp.

Pelatihan online ini dapat digunakan oleh siapapun tanpa dikenakan biaya melalui situs belajar.ictwatch.id. Dengan tersedianya materi literasi digital secara online ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi yang dapat dimanfaatkan penggiat literasi digital khususnya, dan masyarakat Indonesia pada umumnya. “Sebagai institusi yang bergerak di bidang literasi digital dan memiliki anggota di seluruh provinsi, kami sangat terbantu dengan kelas online ini. Rekan-rekan kami bisa memiliki acuan standar yang jelas dalam memahami dan menyampaikan materi literasi digital,” demikian Fajar Eridianto, Ketua Umum RelawanTIK Indonesia.

Kementerian Kominfo pun menyambut baik inisiatif ini, seperti yang diutarakan Semuel A. Pangerapan, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, “Kami mendukung upaya kerjasama antara berbagai stakeholder dalam meningkatkan literasi digital di Indonesia termasuk bersama ICT Watch dan WhatsApp.  Terutama pada saat ini, masa terjadinya pandemi Covid-19, pembelajaran menjadi terbuka melalui online. Materi-materi dalam kelas online ini perlu terus diperkaya dan diperdalam dengan melibatkan lebih banyak multi stakeholder yang berkontribusi secara aktif.”

Kelas online ini juga menjadi alternatif sumber belajar di masa pandemi ini. “Materi di dalam program kelas online ini disusun untuk memperkaya konten positif di Internet. Maka secara gotong royong kita dapat tetap produktif membangun kapasitas diri saat #DiRumahAja selama pandemi COVID-19,” ujar Widuri, Direktur Eksekutif (Plt.) ICT Watch.

Ilustrasi WhatsApp. (pixabay/Eastlandtunes)

Terkait dengan persebaran hoaks seputar Covid-19 di Indonesia saat ini, Wakil Koordinator Bidang Komunikasi Publik - Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid- 19, Dedy Permadi menyatakan, “Masyarakat dunia tengah menghadapi disinfodemi berupa penyebaran hoaks terkait Covid-19. Kelas daring seperti ini sangat diperlukan untuk mempertajam kemampuan kita dalam menangkal konten negatif di internet, sekaligus memacu semangat kita untuk menyebarkan konten yang sehat dan membangun optimisme”.

Clair Deevy, Direktur Kebijakan APAC - WhatsApp menambahkan, “WhatsApp sangat senang bisa bekerjasama dengan ICT Watch dan Kemkominfo untuk meluncurkan program literasi digital yang sangat penting dalam merespon tantangan penyebaran hoaks. Dalam situasi menantang di tengah pandemi COVID-19, menjadi sangat penting untuk kita semua bisa menjaga komunikasi dan tetap terhubung dengan teman dan keluarga, serta memiliki kemampuan untuk menavigasi dunia digital”.

BACA SELANJUTNYA

CEK FAKTA: Bikin Banyak Orang Kegocek, Ini yang Perlu Anda Tahu tentang Nokia Minima 2100