Jum'at, 29 Maret 2024
Dinar Surya Oktarini : Jum'at, 29 Mei 2020 | 14:30 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump belum lama ini cuitannya dilabeli oleh Twitter dan dianggap menyesatkan. Hal ini lantas memicu amukan Donald Trump dan mengancam akan menghapus media sosial.

Mendengar hal tersebut, bos Twitter Jack Dorsey tak terima dan menjelaskan secara rinci mengenai label cek fakta yang disematkan pada tweet Donald Trump di Twitter.

Dalam akun Twitter pribadinya @jack menjelaskan bahwa dengan tegas dirinya menyebutkan ini adalah tanggung jawabnya dalam situasi ini ia menekankan agar tak menekan karyawan Twitter lainnya.

Pada utas yang dibuatnya, Jack Dorsey menjelaskan bahwa ''Tujuannya adalah menhubungkan titil pernyataan yang bertentangan dan informasi menuju pada perselisihan, sehingga orang dapat menilai sendiri'' tulisnya di Twitter.

Jack Dorsey juga mengatakan bahwa transparansi yang dilakukan Twitter sangat penting, sehingga orang dapat dengan jelas melihat alasan di balik tindakan yang dilakukan pihak Twitter.

Sebelumnya, Donald Trump diketahui mencuitkan yang membuat tweet yang diunggahnya pada hari Selasa (26/5/2020) tersebut dilabeli cek fakta oleh Twitter.

Cuitan Donald Trump dilabeli Twitter. (Twitter/@realDonaldTrump)

Hal ini dilakukan Twitter, karena cuitannya dianggap menyebarkan informasi yang menyesatkan.

Saat dilabeli dengan cek fakta, Donald Trump murka dan mengatakan ''Twitter benar-benar melumpuhkan kebebasan berpendapat, dan saya sebagai Presiden, tidak akan membiarkan itu terjadi'' tulisnya dalam media sosial Twitter.

Dilansir dari laman The Verge, menurut juru bicara Twitter, tweet itu berisi informasi yang menyesatkan mengenai proses pemungutan suara dan telah dilabeli untuk memberikann konteks tambahan di sekitar surat suara.

Tautan yang dilampirkan dalam cuitan Donald Trump juga mengarah ke fakta mengenai surat suara, tautan tersebut juga mengarah ke kumpulan tweet dan artikel berita yang membantah pernyataan presiden Amerika Serikat tersebut.

Pada bagian atas halaman pemeriksaan fakta, Twitter menuliskan Donald Trump keliru mengklaim bahwa surat suara yang masuk akan menghasilkan 'Pemilu yang dipalsukan'. Namun, pemeriksa cek fakta Twitter mengatakan tidak ada bukti bahwa surat suara yang masuk terkait dengan pemalsuan.

Donald Trump juga merespon di Twitter dan mengatakan perusahaan itu sekarang ikut campur dalam pemilihan Presiden 2020, ia juga mengatakan bahwa benar-benar menahan pidato gratis dalam serangkaian cuitannya pada Selasa malam.

BACA SELANJUTNYA

Panas, Meta Siapkan Pesaing untuk Tandingi Twitter