Jum'at, 19 April 2024
Dinar Surya Oktarini : Sabtu, 18 Juli 2020 | 15:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - The US Federal Bureu of Investigation (FBI) akhirnya turun tangan langsung dalam penyelidikan terkait peretasan di media sosial Twitter yang terjadi beberapa hari yang lalu.

Peretasan tersebut melibatkan akun Twitter orang-orang terkenal yang dialihkan dan mencuitkan iklan bitcoin.

FBI prihatin bahwa peretasan yang diekspos ini membuat sistem keamanan Twitter dapat menimbulkan masalah yang serius.

Dilansir dari The Verge, bahwa ia sedang berkomunikasi dengan FBI mengenai penyelidikannya dan bermaksud bekerja sama sepenuhnya.

Menurut FBI dalam sebuah pernyataan ''Saat ini tampaknya akun tersebut telah dikompromikan untuk mengabadikan penipuan bitcoin.''

Ilustrasi Twitter. (Unsplash/Sara Kurfeß)

Gubernur New York, Andrew Cuomo meminta Departemen Laanan Keuangan negara bagian itu menyelidiki peretasan tersebut.

Jaksa Agung New York, Letitia James mengatakan agar Twitter lebih memberikan banyak transparansi mengenai peretasan tersebut.

Menurut Letiria Janes, ''Banyak orang Amerika mengandalkan Twitter untuk membaca dan menonton berita, terlibat dalam debat publikm dan mendengar langsung dari para pemikiran pemimpin lainnya''.

Serangan peretasan tersebut menyebabkan kekhawatiran serius mengenai keamanan data dan platform seperti Twitter dapat merusak debat publik.

Pasalnya peretasan tersebut melibatkan akun-akun orang-orang terkenal seperti Bill Gates, Barack Obama, Elon Musk Jeff Bezos hingga banyak lagi.

Ilustrasi Twitter. (Unsplash/ Yucel Moran)

Peretas tersebut mengambil alih akun-akun Twitter orang tersebut selama kurang lebih dua jam untuk mencuitkan iklan bitcoin.

Motherboard melaporkan bahwa para peretas sebenarnya tidak melanggar sistem Twitter, tetapi sebaliknya dugaan tersebut mengarah ke orang dalam atau karyawan Twitter itu sendiri.

Hingga kini, Twitter belum secara terbuka membantah adanya rumor ini, namun tampaknya perusahaan masih menyelidiki dan belum membagikan temuan lengkapnya.

BACA SELANJUTNYA

Sambut Twitter 2.0, Musk Matikan Fitur Moments