Kamis, 18 April 2024
Dinar Surya Oktarini : Sabtu, 19 September 2020 | 13:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Seorang pengemudi Tesla Model S di Alberta, Kanada didakwa mengemudi berbahaya setelah setelah diketahui tidur saat berpergiann dengan kecepatan 150 km/jam.

Kasus ini menimbulkan pertanyaan tentang sistem penggerak otomatis Tesla atau fitur Autopilot.

Tak cuma sekali, pada Juli lalu mereka menerima keluhan mengemudi sembrono di Highway 2 dekat Ponoka di Alberta yang sepertinta Tesla Model S 2019 mengemudi sendiri.

Mobil tersebut berjalan lebih dari 140 km/ jam dengan kedua kursi depan bersandar sepenuhnya dan kedua penumpangnya tampak tertidur.

Tesla Model S. (Tesla)

Petugas mulai mengejar kendaraan dengan lampu darurat berkedip, pada saat itu kendaraan secara otomatis mulai melaju, akhirnya mencapai kecepatan 150 km/jam.

Setelah menepi kendaraan, pengemudi, seorang pria berusia 21 tahun dari British Columbia, dituduh ngebut dan mengemudi sambil kelelahan.

Dilansir dari laman The Verge, ''Meskipun produsen kendaraan baru telah membangun perlindungan untuk mencegah pengemudi mengambil keuntungan dari sistem keselamatan baru di kendaraan, namun sistem tersebut belum mebnambah keselamatan tambahan'' kata Inspektur Gary Graham dari Layanan Lalu Lintas RCMP Alberta.

Sementara itu, seorang juru bicara Tesla tidak menanggapi permintaan komentar Autopilot adalah sistem otonom sebagian Level 2 yang menggabungkan cruise control adaptif, bantuan penjaga jalur, parkir mandiri dan kemampuan secara otomatis.

Fitur ini menggunakan serangkaian sensor, termasuk delapan kamera, radar dan ultrasonik untuk mengotomatiskan beberapa tugas mengemudi, tetapi juga mengharuskan pengemudi untuk tetap terlibat dengan kendaraan agar dapat beroperasi.

CEO Tesla Elon Musk menyalahkan kecelakaan yang melibatkan Autopilot sebagai penyebab terlalu percaya diri pengemudi.

BACA SELANJUTNYA

Elon Musk Disinyalir akan Tinggalkan Posisi CEO Twitter, Siapakah Penggantinya?