Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Dalam sebuah laporan perusahaan keamanan siber Emsisoft melaporkan sejumlah sekolah terkena ransomware meningkat pada September 2020.
Bahkan pertumbuhan serangan ransomware tersebut meningkat sekitar dua kali lipat daripada Agustus lalu.
Emsisoft memberi daftar, sekitar selusin sekolah yang telah menjadi korban serangan ransomware pada September kepada Fox News, menurut keterangan New York Post, Senin (21/9/2020).
Dua dari serangan paling terkenal bulan ini adalah sekolah umum Hartford di Connecticut dan Sekolah Umum Fairfax County di Virgia.
Baca Juga
-
Nggak Rumit, Ini Cara Mudah Hapus Akun Instagram
-
Berkaca dari The Witcher 3, Cerita Cyberpunk 2077 Dibuat Lebih Pendek
-
AE dan BTR Bersaing Ketat, Ini Klasemen Week 6 MPL Indonesia Season 6
-
Serangan Ransomware ke Rumah Sakit Membuat Seorang Pasien Meninggal
-
Tips Terhindar dari Serangan Ransomware yang Berbahaya
Serangan ransomware dalam beberapa kasus mematikan sisem komputer sekolah, yang secara efektif dalam mematikan sekolah, seperti yang terjadi pada Sekolah Umum Hartford awal bulan ini.
Pelaku kejahatan siber biasanya mencoba mengunci sistem, sambil mengancam untuk mencuri informasi siswa dan dokumen administratif sensitif, kemudian meminta tebusan untuk menghentikan serangan itu.
"Peningkatan yang terjadi pada September, sebagian besar dapat dikaitkan dengan fakta bahwa sektor publik secara bertahap dibuka kembali, setelah liburan musim panas untuk sekolah, jadi lebih banyak orang bekerja di kantor dan membuka email," kata Brett Callow, juru bicara Emsisoft.
Callow menambahkan bahwa faktor yang memberatkan adalah munculnya jenis ransomware bernama Conti pada Juli lalu. Conti telah dikaitkan dengan Ryuk, sebuah grup yang memiliki sejarah panjang dalam menyerang sekolah dan entitas sektor publik.
Kekhawatiran terbesar sekolah adalah munculnya suatu pola, yang berarti pola itu bisa menjadi lebih buruk dalam beberapa bulan mendatang.
"Saya khawatir kami melihat tren baru dalam geng ransomware yang mengasah alat mereka untuk mencoba memberikan lebih banyak tekanan pada sekolah," kata Chester Wisniewski, Sophos Principal Research Scientist.
Sekolah dianggap sebagai sasaran serangan ransomware yang menguntungkan karena sering kali sistem komputer yang ketinggalan zaman tetapi memiliki akses ke uang tunai. (Suara.com/Lintang Siltya Utami)
Terkini
- Intel Dorong Pengembangan AI untuk Enterprise dengan Gaudi 3
- Dukung QRIS dan BI Fast, Bank Saqu Ikut Meramaikan JakCloth Ramadan 2024
- Melalui Transformasi Digital, PointStar Mendukung Upaya Pemerintah Mencapai Target Pertumbuhan Ekonomi 2024
- Grab Dapatkan Sertifikat Penetapan Program Kepatuhan Persaingan Usaha dari KPPU RI
- Universitas Indonesia dan Yandex Gelar Seminar AI yang Komprehensif
- Kolaborasi Huawei dan Telkomsel, Hadirkan Modem Orbit Star H2 dengan Paket Kuota FantaSix 150 GB
- Yandex, Kominfo, dan ITB Bahas Pengembangan AI yang Aman dan Beretika
- Aplikasi Merchant BCA Resmi Diluncurkan untuk Pelaku Usaha, Apa Kelebihannya?
- CCTV Tak Cukup Jadi Bukti Kejahatan? Cek Tips Sistem Keamanan Terintegrasi dari Nawakara
- Update Software Samsung Galaxy S24 Series, Hadirkan Pengalaman Display Vivid yang Makin Optimal
Berita Terkait
-
Mengenal Serangan Ransomware Lengkap Cara untuk Mencegah dan Mengatasinya
-
Apa Itu Ransomware LockBit, Bagaimana Obrak Abrik Data Nasabah BSI?
-
Ransomware LockBit Sebar 1,5 TB Data Nasabah BSI, Gagal Negosiasi?
-
OJK Klaim BSI Sudah Kembali Normal, Meski Lockbit Ancam Sebar Data Nasabah
-
Waduh, Kelompok Ransomware Lockbit Ancam Sebarkan Data Jutaan Nasabah BSI
-
Apa Itu Ransomware yang Dianggap Berbahaya, Lengkap Sejarah Perkembangannya
-
Peringkat ke-3 di Asia Tenggara, Jumlah Serangan Ransomware di Indonesia Terus Meningkat
-
Berantas Ransomware, Kaspersky Hadirkan Platform Khusus Ini di Indonesia
-
Inilah 6 Jenis Virus Berbahaya yang Bisa Menjangkit Android
-
Selama 2021, Indonesia Negara dengan Serangan Ransomware Tertinggi di ASEAN