Jum'at, 19 April 2024
Dinar Surya Oktarini : Selasa, 22 September 2020 | 07:30 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Dalam sebuah laporan perusahaan keamanan siber Emsisoft melaporkan sejumlah sekolah terkena ransomware meningkat pada September 2020. 

Bahkan pertumbuhan serangan ransomware tersebut meningkat sekitar dua kali lipat daripada Agustus lalu. 

Emsisoft memberi daftar, sekitar selusin sekolah yang telah menjadi korban serangan ransomware pada September kepada Fox News, menurut keterangan New York Post, Senin (21/9/2020).

Dua dari serangan paling terkenal bulan ini adalah sekolah umum Hartford di Connecticut dan Sekolah Umum Fairfax County di Virgia.

Serangan ransomware dalam beberapa kasus mematikan sisem komputer sekolah, yang secara efektif dalam mematikan sekolah, seperti yang terjadi pada Sekolah Umum Hartford awal bulan ini.

Ilustrasi sekolah.[Unsplash/Taylor Wilcox]

Pelaku kejahatan siber biasanya mencoba mengunci sistem, sambil mengancam untuk mencuri informasi siswa dan dokumen administratif sensitif, kemudian meminta tebusan untuk menghentikan serangan itu.

"Peningkatan yang terjadi pada September, sebagian besar dapat dikaitkan dengan fakta bahwa sektor publik secara bertahap dibuka kembali, setelah liburan musim panas untuk sekolah, jadi lebih banyak orang bekerja di kantor dan membuka email," kata Brett Callow, juru bicara Emsisoft.

Callow menambahkan bahwa faktor yang memberatkan adalah munculnya jenis ransomware bernama Conti pada Juli lalu. Conti telah dikaitkan dengan Ryuk, sebuah grup yang memiliki sejarah panjang dalam menyerang sekolah dan entitas sektor publik.

Kekhawatiran terbesar sekolah adalah munculnya suatu pola, yang berarti pola itu bisa menjadi lebih buruk dalam beberapa bulan mendatang.

"Saya khawatir kami melihat tren baru dalam geng ransomware yang mengasah alat mereka untuk mencoba memberikan lebih banyak tekanan pada sekolah," kata Chester Wisniewski, Sophos Principal Research Scientist.

Ilustrasi seorang peretas menyerahkan kunci untuk membuka data setelah korban peretasan ransomware menyerahkan sejumlah uang tebusan. (Shutterstock)

Sekolah dianggap sebagai sasaran serangan ransomware yang menguntungkan karena sering  kali sistem komputer yang ketinggalan zaman tetapi memiliki akses ke uang tunai. (Suara.com/Lintang Siltya Utami)

BACA SELANJUTNYA

OJK Klaim BSI Sudah Kembali Normal, Meski Lockbit Ancam Sebar Data Nasabah