Sabtu, 20 April 2024
Agung Pratnyawan : Kamis, 24 September 2020 | 20:15 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Aplikasi nafas hadir untuk membantu pemantauan kualitas udara, terutama di kawasan DKI Jakarta. Untuk itu, telah disiapkan 27 sensor aktif di ibu kota.

Pemprov DKI bersama dengan Bloomberg Philanthropies dan Vital Strategies meluncurkan kerjasama berupa Aksi Menuju Udara Bersih Jakarta pada hari Rabu, (23/09).

Menurut Gubernur DKI Anies Baswedan melalui teleconference, para pakar memperkirakan bahwa polusi udara turut berkontribusi terhadap 5,5 juta kasus infeksi saluran pernapasan karena polusi di Jakarta setiap tahunnya. Atau dengan kata lain, terdapat 11 kasus per menit.

Dalam event tersebut, Pemprov DKI dan Bloomberg Philanthropies turut mengumumkan beberapa inisiatif untuk mengatasi masalah polusi udara di Jakarta, termasuk website dan dokumen "Menuju Udara Bersih Jakarta".

Langkah pertama yang disampaikan dalam dokumen tersebut adalah Pemantauan Kualitas Udara Ambien, dimana salah satu inisiatif adalah memperbesar jaringan pemantauan kualitas udara di Jakarta.

Sejumlah kendaraan melintas di Jalan M.H. Thamrin, Jakarta. [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Sebagai aplikasi kualitas udara lokal yang telah diluncurkan minggu ini, nafas telah memasang 27 sensor kualitas udara di berbagai titik DKI Jakarta. 

Setiap sensor itu nantinya dapat memberikan data kualitas udara real-time bagi pengguna melalui aplikasi. 

Aplikasi pemantauan kualitas udara ini memberikan data kualitas udara di DKI Jakarta, Bogor, Tangerang, Tangerang Selatan, Bekasi dan Depok.

"Data yang benar-benar lokal sangat penting untuk mengetahui kualitas udara di sekitar mereka. Hal inilah yang membuat kami merancang nafas untuk terhubung ke total 45 jaringan sensor PM2.5 kami sendiri di Jabodetabek." ungkap Nathan Roestandy, co-founder & Chief Executive Officer nafas.

Piotr Jakubowski, mantan Chief Marketing Officer Gojek sekaligus co-founder & Chief Growth Officer nafas mengatakan, "Sensor yang kami gunakan juga dipakai di lebih dari 400 pemerintah lokal di seluruh Eropa termasuk Inggris, Belanda, Norwegia, Polandia, Italia, Jerman, Belgia dan lain-lain."

Dengan jaringan 45 sensor yang sudah terpasang, Nathan dan Piotr berharap data kualitas udara ini bisa dipakai pemerintah dan juga publik dengan aplikasi yang mudah dipakai dan dibaca.

Isabella Suarez, Southeast Asia Analyst di CREA (Center For Research on Energy and Clean Air) salah satu organisasi yang menjalankan riset tentang polusi udara mengungkapkan, "Jaringan pemantauan yang  besar memungkinkan warga Jakarta tidak hanya memantau udara yang mereka hirup secara real time, tetapi juga memberi mereka alat yang ampuh untuk memastikan bahwa inisiatif penting ini berjalan seperti yang dijanjikan." 

Ilustrasi aplikasi nafas. (dok. nafas)

Salah satu contoh case study kesuksesan pemasangan jumlah sensor pemantauan kualitas udara adalah Breathe London, inisiatif pemerintah kota London di Inggris.

Dengan menciptakan jaringan 100 sensor, proyek tersebut melengkapi kekurangan data area dengan tingkat polusi tinggi yang tadinya belum terpenuhi.

Dengan data jaringan pantauan kualitas udara yang luas, pemerintah kota London mengimplementasikan beberapa inisiatif, berefek pada penurunan konsentrasi polutan sebanyak 36% dalam kurun waktu 6 bulan, dan pemetaan data tersebut juga membantu menurunkan tingkat polusi dan kebijakan pengendalian polusi sesuai target.

"Proyek Breathe London adalah contoh menarik. Berkat kehadiran jumlah alat pemantauan kualitas udara yang tinggi, hal ini mampu membawa kesuksesan kepada kota untuk mengatasi masalah polusi udara. Kami harap akses kepada data kualitas udara dari aplikasi nafas mampu membantu Pemprov DKI mencapai inisiatif ‘Menuju Udara Bersih Jakarta’," Tutup Piotr

BACA SELANJUTNYA

Lirik Lagu Aldi Taher - Ayang Selingkuh di Aplikasi Ojol