Jum'at, 19 April 2024
Agung Pratnyawan : Senin, 16 November 2020 | 13:30 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Di saat Amerika Serikat (AS) dan negara lain berkutat dengan koneksi cepat 5G, China diam-diam sudah bersiap menyambut jaringan 6G. Bahkan diam-diam telah meluncurkan satelit untuk teknologi ini.

Diwartakan Suara.com, satelit yang diluncurkan China disebut Star Era-12 tersebut telah memiliki pita frekuensi yang sangat tinggi sehingga harus diuji di luar angkasa sehingga sinyalnya tidak akan hilang semudah di udara.

Thyagarajan Nandagopal dari National Science Foundation, seberapa cepat pita tersebut tidak diketahui, tetapi Nandagopal memperkirakan kisaran 100-500 Ghz atau 100 kali lebih cepat dari 5G.

Menurut Profesor Tommaso Melodia, yang mengepalai Northeastern University’s Institute untuk Wireless Internet of Things, konektivitas 6G tersebut akan mendukung banyak hal, mulai dari komunikasi, telemedicine, hingga keamanan nasional.

Tak hanya itu, seiring dengan teknologi yang akan datang, banyak produk dan layanan yang akan mengalirkan miliaran dolar ke dalam ekonomi global, sama seperti jaringan 5G yang dibawa Uber, Instacart, dan Netflix.

Sebagai contoh pengimplementasian, jika Apple meluncurkan iPhone 6G, maka ponsel itu akan mampu mengunduh film resolusi tinggi dalam 8 detik dan 1.500 foto resolusi tinggi dalam waktu kurang dari satu menit.

Seorang ahli bedah di New York pun dapat menggunakan teknologi robotik, untuk mengoperasi pasien di California dan penggunaan robot di medan perang untuk mencari tentara yang terluka.

Ilustrasi teknologi jaringan internet 6G. [Shutterstock]

Melodia merasa Amerika Serikat tidak terlambat dalam perlombaan teknologi, tetapi menurutnya orang Amerika perlu mengingat betapa pentingnya penelitian komunikasi.

"Kami bersemangat dengan hal-hal lain seperti kecerdasan buatan dan kemajuan perangkat lunak seperti Cloud. Kami menganggap nirkabel sebagai sesuatu yang diberikan dan sekarang lebih menyadari karena pandemi, seluruh ekonomi kami bergantung pada penelitian komunikasi," kata Melodia, seperti dikutip New York Post, Senin (16/11/2020).

Menurut pakar urusan global NYU, Pano Yannakogeorgos, China mungkin belum menjadi pemenang dari permainan 6G, tetapi jelas sedang dalam perang PR. Peluncuran satelit tersebut memperjelas bahwa China ingin menjadi pelopor 6G, seperti halnya untuk jaringan 5G.

Pemerintah China sebelumnya menetapkan jangka waktu lima tahun untuk tujuan strategis 5G. Yannakogeorgos tidak menyangkal bahwa China telah berhasil. Negara itu kini adalah raja 5G, sama seperti Inggris.

Jika China tetap memimpin 6G, Yannakogeorgos khawatir Amerika Serikat dan Eropa akan membuat dunia mengalami kemunduran dengan membentuk standar sendiri.

Itulah kabar terbaru dari China yang bersiap menyambut jaringan 6G dengan diam-diam meluncurkan satelit yang mendukung teknologi tersebut. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).

BACA SELANJUTNYA

Solusi MediaTek untuk Menghadirkan Kecepatan Data 5G dan Efisiensi Daya