Jum'at, 29 Maret 2024
Dinar Surya Oktarini : Minggu, 13 Juni 2021 | 18:30 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Restauran siap saji McDonald's ungkap apabila sistemnya diserang hacker di beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Taiwan dan Korea Selatan. 

Dilansir laman Independent, mengutip dari The Wall Street Journal, Minggu (13/6/2021), peretasan berdampak pada data pelanggan dan karyawan.

Peretasan itu ditemukan setelah perusahaan menyewa konsultan eksternal untuk menyelidiki aktivitas ilegal pada sistem keamanan internal.

Selama penyelidikan, konsultan menemukan ternyata ada data perusahaan diretas.

"Tidak ada data pelanggan yang dilanggar di AS," kata McDonald's kepada karyawannya.

Tapi, peretas memang mengambil informasi kontak bisnis untuk karyawan dan waralaba.

Ilustrasi hacker atau peretas dan sebuah ponsel. [Shutterstock]

"Data karyawan yang diekspos ke peretas tidak sensitif atau pribadi," kata perusahaan.

Peretas juga memperoleh informasi tentang restoran tertentu, seperti kapasitas tempat duduk dan luas ruangan.

Di pasar Korea Selatan dan Taiwan, data pribadi pelanggan diakses oleh peretas.

McDonald's mengatakan pada Jumat (11/6/2021) bahwa akan memberi tahu pelanggan yang terkena dampak langsung oleh peretasan data.

Tapi, tidak ada informasi pembayaran yang diakses oleh peretas (ransomware).

"Ke depan, McDonald's akan memanfaatkan temuan dari penyelidikan serta masukan dari sumber daya keamanan untuk mengidentifikasi cara untuk lebih meningkatkan langkah-langkah keamanan kami yang ada," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan kepada The Independent.

Tidak hanya McDonald's, beberapa industri besar telah dilanda serangan siber dalam beberapa bulan terakhir.

Saus Cajun dan Sweet Chilli Sauce yang menjadikan BTS Meal ini begitu spesial. (Suara/Amertiya)

Hal ini menyebabkan kekhawatiran tentang dampak peretas terhadap infrastruktur penting.

Pihak McDonald's mengatakan, pelanggaran datanya bukan serangan ransomware, yang berarti tidak ada uang tebusan dibayarkan kepada peretas untuk memulihkan sistem yang terkena dampak hacker tersebut. (Suara.com/Dythia Novianty)

BACA SELANJUTNYA

Kembali Beraksi, Kini Bjorka Sebar Data Pribadi Diduga Punya Mantan Pejabat Ditjen Pajak