Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - NSO Group disebut-sebut pembuat teknologi di balik spyware Pegasus yang menjadi senjata siber untuk memata-matai orang penting.
Spyware Pegasus ini dilaporkan telah digunakan untuk memata-matai presiden, politikus, wartawan dan aktivis di berbagai negara.
Laporan terbaru, Pemerintah Israel telah memeriksa kantor NSO Group yang berperan di balik software berbahaya tersebut.
Dilaporkan Apple Insider, Senin (2/8/2021), Israel sendiri menolak menyebutkan nama lembaga yang tengah melakukan penyelidikan terhadap NSO.
Baca Juga
Namun media lokal menyebut bahwa yang menggelar penyelidikan adalah Kementerian Luar Negeri, Kementerian Kehakiman, dan Mossad.
CEO NSO Group Shalev Hulio telah mengkonfirmasi adanya penyelidikan yang dilakukan otoritas Israel atas perusahaannya.
"Itu benar. Saya yakin sangat baik mereka memeriksa, karena kami tahu yang sebenarnya dan kami tahu bahwa daftar itu tidak pernah ada dan tidak terkait dengan NSO," kata Hulio.
Saat ditanya apakah penyelidikan lebih lanjut kembali dilakukan, ia menjawab bahwa pihaknya berharap otoritas Israel dapat memeriksa semuanya dan memastikan bahwa tuduhan itu salah.
Sebagaimana diketahui, tuduhan ini bermula dari laporan kerja sama 17 media yang mengungkap peretasan 37 smartphone milik aktivis HAM, jurnalis, hingga pebisnis dengan Pegasus, software buatan NSO.
Laporan itu juga menyebutkan lebih dari 50.000 nomor telepon, 180 di antaranya adalah jurnalis, dijadikan target oleh para pengguna Pegasus.
Sementara itu, NSO Group telah membantah tuduhan tersebut. Hulio menyatakan perusahaannya tidak bertanggung jawab atas penyalahgunaan Pegasus oleh klien pemerintah.
"Kami menjual produk kami kepada pemerintah. Kami tidak memiliki cara untuk memantau apa yang dilakukan mereka," kata Hulio.
Tidak diketahui apa yang akan dilakukan pemeritah Israel pada NSO Group yang menjadi di balik spyware Pegasus ini. (Suara.com/ Dicky Prastya).
Terkini
- HSPNet Hadirkan Jaringan B3JS dan BDMCS dengan Kapasitas Tinggi
- Intel Dorong Pengembangan AI untuk Enterprise dengan Gaudi 3
- Dukung QRIS dan BI Fast, Bank Saqu Ikut Meramaikan JakCloth Ramadan 2024
- Melalui Transformasi Digital, PointStar Mendukung Upaya Pemerintah Mencapai Target Pertumbuhan Ekonomi 2024
- Grab Dapatkan Sertifikat Penetapan Program Kepatuhan Persaingan Usaha dari KPPU RI
- Universitas Indonesia dan Yandex Gelar Seminar AI yang Komprehensif
- Kolaborasi Huawei dan Telkomsel, Hadirkan Modem Orbit Star H2 dengan Paket Kuota FantaSix 150 GB
- Yandex, Kominfo, dan ITB Bahas Pengembangan AI yang Aman dan Beretika
- Aplikasi Merchant BCA Resmi Diluncurkan untuk Pelaku Usaha, Apa Kelebihannya?
- CCTV Tak Cukup Jadi Bukti Kejahatan? Cek Tips Sistem Keamanan Terintegrasi dari Nawakara
Berita Terkait
-
3 Jenis Program Berbahaya yang Menyerang Pengguna Android, Kenali Perbedaannya
-
Pejabat Meksiko Disadap Pakai Spyware Buatan Israel saat Selidiki Kejahatan Mafia
-
Bisa Curi Data Rahasia, 10 Aplikasi Mencurigakan Ini Wajib Dihapus
-
Pemetaan 3D Perkotaan dengan Dukungan AI, Datascrip Kenalkan Leica Pegasus TRK
-
Diduga Jadi Alat Pantau dari Partai Komunis China, Politisi Amerika Serikat Ingin TikTok Diblokir
-
Hacker Kembali Berulah, Perusahaan Senjata Canggih Israel Ini Jadi Korban
-
Penemuan Residu Narkotika di Makam Abad ke-14 SM, Jadi Persembahan untuk Para Dewa?
-
Kontroversi Karakter Superhero Israel di Film Captain America, Ini Jawaban Marvel
-
Penyelam Temukan Pedang Tentara Salib, Diketahui Berusia 900 Tahun
-
Pakar Keamanan Sarankan Jokowi Tak Pakai WhatsApp, Ini Alasannya