Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Komisi Eropa mengatakan pihaknya merasa tidak perlu meminta maaf kepada Ukraina atas pernyataan yang sekarang dihapus, yang dibuat oleh presidennya, Ursula Von Der Leyen.
Dilansir dari Russia Today, Ursula mengklaim militer Ukraina telah menderita 100.000 kematian dalam konfliknya dengan Rusia.
"Kami menjelaskan di media sosial alasan dan konteks di mana ini dibuat," kata juru bicara EC Dana Spinant selama konferensi pers di Brussels pada hari Kamis (1/12/2022), setelah dia ditekan oleh beberapa wartawan untuk menjelaskan bagaimana insiden itu terjadi.
Pada hari Rabu (30/11/2022), von Der Leyen menyatakan dalam sebuah video yang diterbitkan di Twitter bahwa "lebih dari 100.000 perwira militer Ukraina telah terbunuh" dalam sembilan bulan sejak Rusia mengirim pasukan ke negara itu, menambahkan bahwa sekitar 20.000 warga sipil juga telah kehilangan nyawa mereka karena pertempuran tersebut.
Baca Juga
Pernyataan presiden EC memicu reaksi keras dari Kiev, yang para pejabatnya bersikeras bahwa jumlah korban tewas adalah "informasi rahasia" dan tunduk pada pembatasan publikasi.
Tak lama setelah itu, video pidato presiden diunggah ulang dan diedit untuk menghilangkan referensi tentang kerugian Ukraina.
Juru bicara Dana Spinant juga men-tweet koreksi dan menyatakan bahwa angka itu tidak akurat, mengakui bahwa perkiraan EC, yang diperoleh dari "sumber eksternal" yang tidak disebutkan namanya, dimaksudkan untuk mewakili total korban, yaitu, baik yang terbunuh maupun yang terluka, dan dimaksudkan untuk menunjukkan kebrutalan Rusia.
Selama konferensi pers hari Kamis, Spinant berulang kali menolak untuk mengungkapkan sumber EC untuk jumlah korban tewas dan menolak untuk menjelaskan bagaimana informasi ini berakhir dalam pidato von der Leyen.
Mantan presiden Rusia, Dmitry Medvedev telah menanggapi insiden tersebut dengan menuduh EC melakukan penyensoran diri yang "memalukan", dan mengatakan penghapusan tweet sekali lagi menunjukkan bahwa UE tidak lain adalah boneka AS.
Pada akhir September, Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu menyatakan bahwa kerugian Ukraina pada saat itu berjumlah lebih dari 61.000 tentara, yang sepuluh kali lebih besar dari Rusia.
Terkini
- Pria Ini Terekam Curi Sandal di Masjid, Netizen: Mobil Elit, Beli Sandal Sulit
- Viral Video Remaja Keplak Kepala Ibunya Sendiri, Polisi Langsung Turun Tangan
- Raih Pendanaan Puluhan Miliar, Startup Ini Hadirkan Platform Marketing Berbasis AI
- Telkomsel Enterprise Solution Day 2023 Hadirkan Beragam Solusi Digital untuk Korporasi
- Bangun Infrastruktur Rendah Karbon, Huawei Masuk Daftar A CDP
- KoinWorks: UMKM sebagai Penopang Ekonomi Indonesia 2023
- Sony Rilis Laporan Keuangan Q4 2022, Laba Bersih Turun 6 Persen
- Link Nonton Skaya and The Big Boss Full Episode, Gambar Bening
- Komponen Vital Internet Banking, Data Center BCA Raih Sertifikasi TVRA
- Ini Alasan Utama JD.com Tutup Layanan E-Commerce di Indonesia dan Thailand
Berita Terkait
-
Elon Musk Bersih-Bersih di Twitter, Pemerintah Ukraina Malah Kesal, Kok Bisa?
-
PLTN Terbesar Eropa Jadi Sasaran Tembak, Risiko Kebocoran Limbah Radioaktif Bikin Ngeri
-
PBB Didesak untuk Ungkap Pengembangan Senjata Biologis Ilegal di Biolab Ukraina, Amerika Serikat Disinyalir Terlibat
-
Ungkap Potensi Perang Nuklir, Elon Musk Malah Ramai Disemprot, Reaksinya Tak Terduga
-
Gegara Konten LGBTQ, TikTok Kena Denda Rp 772 Juta
-
Naikkan Semangat Tempur, Tentara Ukraina Gunakan Quote Luffy dari One Piece
-
Gadis Ukraina Ini Ikuti Tren Indonesia, Netizen: Cantiknya Nggak Ada Obat
-
Meta Tuding Rusia Banjiri Media Sosial dengan Propaganda Anti Ukraina
-
Tampilkan Kompor Nyala Berjam-jam, Live Streaming Ini Diberangus, Sebabnya Bikin Jidat Berkerut
-
Duh, Reaktor Nuklir Jerman Bocor, Imbasnya Bikin Kelabakan