Kamis, 18 April 2024
Cesar Uji Tawakal : Jum'at, 02 Desember 2022 | 19:49 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Komisi Eropa mengatakan pihaknya merasa tidak perlu meminta maaf kepada Ukraina atas pernyataan yang sekarang dihapus, yang dibuat oleh presidennya, Ursula Von Der Leyen.

Dilansir dari Russia Today, Ursula mengklaim militer Ukraina telah menderita 100.000 kematian dalam konfliknya dengan Rusia.

"Kami menjelaskan di media sosial alasan dan konteks di mana ini dibuat," kata juru bicara EC Dana Spinant selama konferensi pers di Brussels pada hari Kamis (1/12/2022), setelah dia ditekan oleh beberapa wartawan untuk menjelaskan bagaimana insiden itu terjadi.

Pada hari Rabu (30/11/2022), von Der Leyen menyatakan dalam sebuah video yang diterbitkan di Twitter bahwa "lebih dari 100.000 perwira militer Ukraina telah terbunuh" dalam sembilan bulan sejak Rusia mengirim pasukan ke negara itu, menambahkan bahwa sekitar 20.000 warga sipil juga telah kehilangan nyawa mereka karena pertempuran tersebut.

Pernyataan presiden EC memicu reaksi keras dari Kiev, yang para pejabatnya bersikeras bahwa jumlah korban tewas adalah "informasi rahasia" dan tunduk pada pembatasan publikasi.

Ilustrasi tentara dalam peperangan. (Pixabay)

Tak lama setelah itu, video pidato presiden diunggah ulang dan diedit untuk menghilangkan referensi tentang kerugian Ukraina.

Juru bicara Dana Spinant juga men-tweet koreksi dan menyatakan bahwa angka itu tidak akurat, mengakui bahwa perkiraan EC, yang diperoleh dari "sumber eksternal" yang tidak disebutkan namanya, dimaksudkan untuk mewakili total korban, yaitu, baik yang terbunuh maupun yang terluka, dan dimaksudkan untuk menunjukkan kebrutalan Rusia.

Selama konferensi pers hari Kamis, Spinant berulang kali menolak untuk mengungkapkan sumber EC untuk jumlah korban tewas dan menolak untuk menjelaskan bagaimana informasi ini berakhir dalam pidato von der Leyen.

Mantan presiden Rusia, Dmitry Medvedev telah menanggapi insiden tersebut dengan menuduh EC melakukan penyensoran diri yang "memalukan", dan mengatakan penghapusan tweet sekali lagi menunjukkan bahwa UE tidak lain adalah boneka AS.

Pada akhir September, Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu menyatakan bahwa kerugian Ukraina pada saat itu berjumlah lebih dari 61.000 tentara, yang sepuluh kali lebih besar dari Rusia.

BACA SELANJUTNYA

Ungkap Potensi Perang Nuklir, Elon Musk Malah Ramai Disemprot, Reaksinya Tak Terduga