Kamis, 25 April 2024
Agung Pratnyawan : Kamis, 02 Februari 2023 | 19:47 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Pemerinta China melarang warganya untuk kuliah online dari universitas luar negeri. Para mahasiswa langsung diminta untuk kembali ke tempat mereka belajar.

Dilaporkan ABC.net.au, Pemerintah China telah mengeluarkan perintah untuk mahasiswa yang kuliah online dengan universitas asing kembali ke kelas tatap muka.

Seperti kisah Karen Zhang, mahasiswa jurusan keuangan University of New South Wales dari Provinsi Guangdong, China.

Ia mengaku kaget ketika disurung kembali ke Australia sebelum perkuliahan dimulai pada 20 Februari 2023 mendatang.

Karen menyampaikan kalau masalah terbesar yang dialaminya kini adlaah soal akomodasi. Bagaimana ia bisa mendapatkan akomodasi dalam waktu singkat.

"Rencana hidup saya langsung terganggu. Saya sudah punya rencana bekerja magang di China karena sudah mendapat tawaran," ucapnya dimuat ABC.net.au.

"Saya harus membatalkan semuanya dan berusaha segera datang ke Australia," tambahnya.

Pemerintah China melarang warganya yang jadi mahasiswa di universitas asing mengikuti kuliah online.

Mereka diminta kembali ke universitas dan tempat perkuliahan masing-masing untuk mengikuti kuliah tatap muka.

Akibatnya, lebih dari 40.000 mahasiswa China harus segera kembali ke Australia untuk kuliah tatap muka, karena jika tidak gelar dan pendidikan mereka terancam tidak diakui di China.

Tanggapan Australia

Wakil Dirut Group of Eight Universities di Australia, Matthew Brown menilai kebijakan pemerintah China tersebut membuat universitas kaget.

Menurut Dr Brown, langkah yang tidak terduga ini berdampak sangat besar bagi sekitar 100.000 mahasiswa China yang saat ini belajar di delapan universitas peringkat teratas di Australia.

"Kami sebenarnya sudah merencanakan untuk memanggil kembali mahasiswa ke kampus tahun ini. Tapi pengumuman mendadak ini terjadi tanpa pemberitahuan apa pun," katanya.

Menurutnya keputusan ini bisa berdampak pada pengurusan visa, tiket pesawat, dan tempat tinggal yang kondisinya semakin ketat saat ini.

"Saya pikir hal ini akan sangat menyulitkan mahasiswa," ujar Dr Brown.

Direktur Asosiasi Pendidikan Internasional Australia, Phil Honeywood menyampaikan kalau pemerintah China tidak nyaman dengan kuliah online dibandingkan dengan kuliah tatap muka di kelas.

Dia mengatakan Pemerintah Australia harus mengerahkan sumber daya untuk memproses permintaan visa pelajar asal China agar semua permasalahan ini bisa teratasi.

"Pihak universitas kita siap untuk menghadapinya," katanya.

BACA SELANJUTNYA

Bikin Industri China Tak Tunduk Walau Panen Sanksi, Apa Itu RISC-V?