Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Emotet menjadi malware berbahaya yang belakangan menyerang ke berbagai negara. Bahkan Indonesia termasuk negara yang terdampak serangan Emotet.
Dilaporkan Suara.com, para pakar keamanan di Karspersky telah meneliti aktivitas baru Emotet sejak 7 maret 2023 silam.
Ternyata malware berbahaya ini telah menggunakan cara baru dalam menyerang korbannya. Malware ini telah menggunakan pemompaan file atau penambahan byte untuk pertama kalinya.
Dampaknya membuat file MS office yang terinfeksi menjadi lebih banyak, akibatnya lebih sulit dideteksi oleh solusi keamanan siber.
Baca Juga
File berbahaya didistribusikan melalui email phishing dengan kedok dokumen Microsoft office.
Kampanye berbahaya telah memengaruhi pengguna di seluruh dunia, dengan jumlah korban terbanyak di negara-negara dari wilayah Uni Eropa, Asia Pasifik, dan Amerika Latin.
Emotet adalah program malware komputer yang awalnya dikembangkan dalam bentuk trojan perbankan.
Tujuannya adalah untuk mengakses perangkat asing dan memata-matai data pribadi yang sensitif.
Emotet telah dikenal dalam mengelabui program antivirus dasar dan bersembunyi darinya.
Dalam kampanye yang sedang berlangsung, penjahat dunia maya telah memperkenalkan teknik yang melibatkan peningkatan ukuran file untuk menghindari deteksi.
Teknik ini disebut pemompaan file (file pumping) dan telah digunakan oleh aktor ancaman yang berbeda â namun, ini adalah kesempatan pertama yang digunakan oleh Emotet untuk meng-zip dokumen Microsoft office dengan kode berbahaya.
File berbahaya telah didistribusikan sebagai lampiran email phishing. Seperti yang dilaporkan JCERT, penyerang sengaja memperbesar arsip ZIP terlampir: file doc berbahaya melebihi 500 MB.
Serangan Emotet Berdampak ke Berbagai Negara
Malware berabahaya ini telah menyerang berbagai negara, termasuk Indonesia yang ikutan terdampak dari serangan Emotet tersebut.
Negara teratas yang terkena dampak gelombang serangan Emotet ini termasuk Italia, Meksiko, Jepang, Vietnam, dan Brazil.
10 negara teratas yang terpengaruh oleh serangan emotet (persentase pengguna yang terdampak)
- Italia 11,8
- Mexico 10
- Jepang 9,9
- Vietnam 7,8
- Brazil 5,2
- Indonesia 4,8
- Malaysia 4,6
- Jerman 3,6
- Thailand 3,5
- Turki 3,5
Itulah sepuluh negara yang terdampak serangan Emotet berdasarkan tingkat keparahan yang disebabkan malware tersebut. (Suara.com/ Dythia Novianty)
Terkini
- Viral Putri Ariani Dapat Golden Buzzer di America's Got Talent, Cakra Khan Ikut Dinanti
- Pria Unggah Foto Jadul 1970-an Milik Ayah, Ternyata Lokomotif Ini Terlibat Tragedi Memilukan
- Putri Ariani Dapat Golden Buzzer di America's Got Talent, Langsung Trending Nomor 1 YouTube
- Video Jadul Inara Rusli Asyik Jedag-jedug, Netizen: Memang Cantik Dari Dulu
- Suami Nikita Willy Ngaku Tidak Kenal Rizky Billar, Netizen: Orang Kaya Gak Ada Waktu Nonton Gosip
- Waduh, Developer Sebut Penerbitan Meme Kripto Bisa Mencemari Blockchain BTC
- Lisa Blackpink Pulang Kampung ke Thailand, Netizen Indonesia: Kirain di Trowulan, Mojokerto
- Inara Rusli Ngaku Naksir Lingerie Model Ini, Netizen Beri Reaksi Beragam
- Momen Wika Salim Asyik Nyanyi Dangdut, Ketiaknya Malah Bikin Netizen Salah Fokus
- Tegar Saat Temani Rebecca Klopper Klarifikasi, Sikap Fadly Faisal Dipuji Warganet
Berita Terkait
-
Malware Anyar Targetkan Perangkat iOS, Bisa Memata-matai Pengguna
-
Pakar Keamanan Siber Temukan Celah di Sistem Centang Biru Baru Gmail
-
3 Jenis Program Berbahaya yang Menyerang Pengguna Android, Kenali Perbedaannya
-
Apa Itu Serangan Volt Typhoon, Bagaimana Menghindarinya?
-
Malware Jenis Baru Ini Bergerilya Curi Data Pengguna Ponsel, Bikin Ngeri
-
Waduh, Kelompok Ransomware Lockbit Ancam Sebarkan Data Jutaan Nasabah BSI
-
Apa Itu Ransomware yang Dianggap Berbahaya, Lengkap Sejarah Perkembangannya
-
Jaga Privasi dan Keamanan, Lakukan Langkah Ini sebelum Menjual HP Bekas Pribadi
-
Lewat Email, Serangan Malware Qbot Melonjak pada Tahun Ini
-
Ancaman Siber, Pakar Temukan Aplikasi Berbahaya Google Play Dijual di Darknet