Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Ketika penggunaan kecerdasan buatan (AI) semakin meningkat, Otoritas Perlindungan Data Italia (Garante per la protezione dei dati personali) telah memperkenalkan langkah-langkah anti-AI.
Dilansir dari Sputnik News, langkah pertama ini melibatkan pelarangan penggunaan chatbot ChatGPT karena masalah privasi.
Regulator melaporkan pelanggaran data pengguna yang parah, termasuk informasi pribadi dan percakapan, serta kekhawatiran terhadap "pengumpulan dan penyimpanan data pribadi untuk tujuan 'melatih' algoritma yang mendasari pengoperasian platform."
Selain masalah privasi, ChatGPT tidak memverifikasi usia pengguna dan mungkin menghadirkan jawaban yang tidak sesuai bagi anak-anak di bawah umur.
Baca Juga
Otoritas perlindungan data mengancam akan mendenda pengembang ChatGPT, OpenAI, sebesar $ 21.7 juta kecuali masalah ini diatasi dalam tiga minggu.
Ini bukan hanya masalah di Italia, karena para ahli di seluruh dunia, termasuk Elon Musk dan Steve Wozniak, menyuarakan keprihatinan mereka tentang risiko penggunaan AI yang terus meningkat.
Para penulis surat terbuka yang ditujukan kepada para pemimpin global meminta jeda enam bulan dalam pengembangan sistem AI yang lebih maju daripada GPT-4.
Mereka mengatakan bahwa "sistem AI dengan kecerdasan yang bersaing dengan manusia dapat menimbulkan risiko besar bagi masyarakat dan kemanusiaan."
Goldman Sachs telah melaporkan bahwa penggunaan AI dapat menghapus sekitar 300 juta pekerjaan penuh waktu di seluruh dunia.
Namun, ada risiko yang lebih halus dalam bentuk masalah penyelarasan AI. Ini terjadi ketika teknologi ini tidak menghentikan dirinya sendiri dan bertindak tanpa mempertimbangkan moralitas atau nilai-nilai sosial.
Para ahli sepakat bahwa risiko ini mungkin hipotetis, tetapi industri AI harus diatur dengan benar untuk menghilangkan kemungkinan ancaman terhadap ekonomi dan masyarakat.
Oleh karena itu, sebelum memperkenalkan teknologi baru, para pengembang harus mempertimbangkan dampaknya terhadap privasi, keamanan, dan moralitas.
Regulasi juga harus diadopsi untuk memastikan bahwa teknologi yang digunakan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat secara keseluruhan tanpa membahayakan keamanan dan privasi.
Terkini
- Garmin Run 2024 Asia Series di Indonesia, Perayaan Pecinta Lari Segala Level
- HSPNet Hadirkan Jaringan B3JS dan BDMCS dengan Kapasitas Tinggi
- Intel Dorong Pengembangan AI untuk Enterprise dengan Gaudi 3
- Dukung QRIS dan BI Fast, Bank Saqu Ikut Meramaikan JakCloth Ramadan 2024
- Melalui Transformasi Digital, PointStar Mendukung Upaya Pemerintah Mencapai Target Pertumbuhan Ekonomi 2024
- Grab Dapatkan Sertifikat Penetapan Program Kepatuhan Persaingan Usaha dari KPPU RI
- Universitas Indonesia dan Yandex Gelar Seminar AI yang Komprehensif
- Kolaborasi Huawei dan Telkomsel, Hadirkan Modem Orbit Star H2 dengan Paket Kuota FantaSix 150 GB
- Yandex, Kominfo, dan ITB Bahas Pengembangan AI yang Aman dan Beretika
- Aplikasi Merchant BCA Resmi Diluncurkan untuk Pelaku Usaha, Apa Kelebihannya?
Berita Terkait
-
Gandeng Universitas Terkemuka di Indonesia, Yandex Gelar Kampanye Kecerdasan Buatan
-
10 Istilah AI yang Harus Diketahui
-
Qualcomm Bahas Hybrid AI, Dapat Menghasilkan Karya Digital dan Banyak Manfaat
-
Apa itu Google Gemini? Teknologi AI Pesaing ChatGPT
-
Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
-
Model Bahasa Kecil Baru Buatan Microsoft Mampu Ungguli ChatGPT
-
Laporan Unit 42 Palo Alto Networks: 66 Persen Malware Disebarkan Melalui PDF
-
AI Chatbot akan Hadir di Instagram, Fitur Apa yang Ditawarkan?
-
Lazada Punya Fitur Chatbot Berbasis ChatGPT, Namanya LazzieChat
-
Infinix Siapkan Smartphone Pertama dengan Asisten Suara Berbasis ChatGPT