Selasa, 30 April 2024
Galih Priatmojo | Amelia Prisilia : Minggu, 06 Mei 2018 | 12:36 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Setelah video viral seorang wanita yang mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari warga karena menggunakan celana pendek, sepertinya penting untuk sedikit berkenalan dengan celana yang sering digunakan wanita ini.

Celana pendek memang identik dengan underwear dan sering dianggap terlalu seksi dan kurang sopan.

Namun jika napak tilas penggunaan celana pendek di Indonesia, sepertinya ukuran celana pendek pada masa lalu terlihat jauh lebih pendek dibandingkan sekarang ini.

Kamu bisa menemukan perbedaannya pada pakaian olahraga seperti balap lari dan sepakbola.

Sumber foto: Youtube

Melihat sejarahnya, celana pendek diperkenalkan oleh perancang busana terkenal asal Prancis, bernama Yves Henri Donat Mathieu Saint Laurent atau lebih dikenal dengan Yves Saint Laurent, pada tahun 1970.

Setelah diperkenalkan, celana pendek kemudian menjadi sangat populer di dunia hingga Indonesia.

Perancang busana dan aktris film Baby Karnadi Huwae, menyebutkan bahwa penyanyi, pemain film, sekaligus model, Marjolien Tamajong atau lebih dikenal dengan nama Rima Melati, adalah pionir celana pendek di Indonesia.

Sumber foto: Pictaramview

Menurutnya, Rima Melati merupakan pionir celana pendek karena pada masa itu, Ibunya, Non Kawilarang adalah seorang perancang busana terkemuka.

Menurut Kamus Mode Indonesia, Non Kawilarang yang bernama asli Adriana Paula Adeline Kawilarang merupakan salah satu pelopor industri mode di Indonesia, sehingga kemungkinan besar Rima mengenal celana pendek dari Ibunya.

Melihat sejarahnya, menurut Baby, celana pendek sebenarnya adalah sebuah bentuk protes terhadap mode mini, maxi, dan midi.

Sumber foto: Crazeegirl

Mode mini adalah pakaian perempuan berupa rok atau gaun pendek di atas lutut yang populer pada tahun 1960-an sebagai bagaian dari revolusi mode.

Sumber foto: Yandex

Sedangkan maxi merupakan pakaian perempuan berupa rok atau gaun sepanjang mata kaki atau lebih dan populer pada tahun 1970-an.

Sumber foto: Fashion Pictures

Beda mini dan maxi, beda juga midi. Midi adalah pakaian perempuan berupa rok atau gaun sepanjang setengah betis.

Celana pendek adalah revolusi pakaian perempuan menuju lebih modern jika dibandingkan dengan mini, midi, dan maxi.

Pada awal kemunculannya di Indonesia, celana pendek dikenal juga dengan istilah celana katok alias celana dalam dan kuning menjadi warna celana pendek yang paling populer pada saat itu.

Kepopuleran celana pendek saat itu hanya terbatas di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Medan, Manado, dan Makassar.

Perkembangan celana pendek kemudian terhambat lantaran keberatan sejumlah organisasi perempuan, baik dari sisi moral maupun keamanan pemakaiannya.

Sumber foto: Twitter

Penggunaan celana pendek pada masanya juga tidak langsung membuat semua orang tertarik menggunakannya.

Salah satu istri Bung Karno, Naoko Nemoto alias Ratna Sari Dewi, pernah menolak menggunakan celana pendek saat berada di Paris dan memilih menggunakan midi, maxi, kimono Jepang, atau kebaya Indonesia.

Padahal saat itu Paris sedang musim panas dan semua orang menggunakan celana pendek atau rok mini.

Menurut Ratna, celana pendek hanya sesuai untuk perempuan langsing dan berkaki panjang.

Tapi itu dulu.

Jika melihat sekarang ini, banyak perempuan Indonesia dengan berbagai bentuk tubuh, terlihat sangat percaya menggunakan celana pendek di tempat umum.

Celana pendek kemudian berubah dari salah satu pakaian sexy, menjadi pakaian sehari-hari.

Bahkan ada yang menggunakan celana pendek untuk berolahraga.

Jangan salah, cowok juga banyak yang menggunakan celana pendek.

Mengenai penggunaan celana pendek sopan atau tidak sopan, semuanya kembali ke pemikiran masing-masing ya.

Mau melihat celana pendek secara positif sebagai perkembangan mode, atau secara negatif.

Hitekno.com/Amelia Prisilia

BACA SELANJUTNYA

Deretan Foto Cantik Naoko Nemoto, Perempuan yang Bikin Bung Karno Kesengsem