Kamis, 18 April 2024
Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta : Jum'at, 15 Juni 2018 | 12:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Karena teleskop antariksa utama NASA mengalami penundaan misi, Badan Antariksa memberi para ilmuwan beberapa batasan tentang seberapa banyak uang yang dapat dihabiskan untuk misi astrofisika di masa depan.

NASA harus membatasi biaya teleskop ruang angkasa di tengah penundaan misi dan ketidakpastian anggaran.

Dilansir dari The Verge, 2 pekan lalu NASA mengumumkan bahwa para ilmuwan yang mengusulkan ide untuk teleskop ruang angkasa yang baru, harus membatasi anggaran mereka.

Anggaran yang harus dibatasi 3 miliar dolar AS atau Rp 41 triliun hingga 5 miliar dolar AS atau Rp 70 triliun. Batas biaya dapat memaksa para ilmuwan untuk berhemat dan dapat mengubah desain misi yang mereka kerjakan.

Sumber: NASA

Saat ini, empat tim ilmuwan sedang merancang konsep teleskop ruang angkasa yang ambisius untuk laporan 2 tahun mendatang. Laporan tersebut dikenal sebagai 2020 Decadal Survey for Astrophysics.

Ini adalah laporan luar biasa yang disusun oleh National Academy of Sciences setiap 10 tahun. Laporan tersebut berisi misi apa yang harus komunitas astrofisika rancang dan apa yang harus NASA kerjakan dalam satu dekade ke depan.

Misi ini dirancang untuk menjawab pertanyaan sains terbesar, seperti apakah kita dapat mencari lubang hitam dan galaksi muda dengan sinar-x.

Banyak peneliti juga ingin tahu apakah kita dapat menggambarkan dan menemukan planet mirip Bumi di luar Tata Surya kita.

Sumber: NASA

Pada tahun 2016, NASA menugaskan tim untuk mengerjakan empat desain teleskop yang berbeda (HabEx, LUVOIR, Lynx, dan OST).

Hingga saat ini, tim tidak perlu merancang misi mereka karena mempertimbangkan keterbatasan biaya.

Beberapa tim ilmuwan telah mengerjakan konsep yang mungkin melebihi 5 miliar dolar AS atau Rp 70 triliun (Bahkan bisa mencapai hampir 20 miliar dolar AS atau Rp 280 triliun).

Memang, desain ini tidak dimaksudkan untuk menjadi blueprint akhir tetapi desain tersebut berfungsi sebagai referensi untuk NASA ketika lembaga tersebut berinvestasi untuk teleskop berikutnya.

NASA mencoba untuk mengikuti konsep-konsep ini sebaik mungkin, dan sekarang agensi ingin memastikan bahwa misi dapat dibuat dalam anggaran yang wajar. Hal itu berarti tim-tim ilmuwan harus membatasi ruang lingkup ide-ide mereka.

 Hitekno.com/Rezza Dwi Rachmanta

BACA SELANJUTNYA

Sebuah Komet Hijau Mendekati Bumi, Lintasannya Bisa Terlihat?