Jum'at, 19 April 2024
Dinar Surya Oktarini | Rezza Dwi Rachmanta : Sabtu, 14 Juli 2018 | 07:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Pada abad ke-19, nama Typoid Mary mungkin mengalahkan artis-artis ternama di zamannya. Typoid Mary terkenal bukan karena prestasi ataupun kecantikan wajahnya, namun dia terkenal karena menyebar virus ke jutaan orang.

Nama aslinya merupakan Mary Mallon, tetapi publik lebih senang memberi nama "Typoid Mary". Beberapa orang yang merasa kasihan melihatnya sebagai korban, namun sebagian lainnya memanggil dengan julukan sebagai seorang pembunuh. Berikut beberapa fakta menegenai Typoid Mary:

1. Tifus Pembunuh Nomor Satu

Sumber: Youtube.com/ Laura Loy

Ceritanya menjadi tersebar karena kurangnya informasi tentang perawatan dan pengobatan tentang virus tifus pada abad ke-19. Bahkan saat ini, tifus telah menginfeksi sekitar 22 juta orang setiap tahun, dengan sekitar 200.000 orang meninggal, terutama di negara-negara berkembang. Kita harus beruntung karena memiliki vaksin penangkal untuk tifus.

Namun zaman dahulu virus tersebut masih belum dapat ditemukan obatnya. Tifus merupakan pembunuh terbesar di abad ke 19. Pada 1894, masalah kotoran telah mencapai proporsi krisis di kota-kota besar di seluruh dunia. Menurut perkiraan, kuda New York City berjumlah sedikitnya 100.000 (dan mungkin jauh lebih banyak) dan telah mencemari jalan-jalan dengan sedikitnya 1,1 juta kilogram kotoran setiap hari.

Binatang-binatang mati juga tersebar di sudut kota. Faktor-faktor tersebut mempercepat penyebaran virus tifus.

2. Typoid Mary Bekerja sebagai Juru Masak

Sumber: Presage Analytics


Dikutip dari Listverse, Kisah Mary Mallon dimulai ketika mengawali karir sebagai seorang juru masak. Dia telah bekerja untuk delapan keluarga. Dari delapan keluarga tersebut, tujuh dari mereka menderita demam tifus. Di zaman itu, 10-30 persen penderita tifus meninggal dengan kematian yang sangat menyiksa.

George Soper seorang ilmuwan dan juga dokter yang meneliti tifus di zaman itu, menganalisis pasokan air dan makanan dalam keluarga tersebut. Soper menilai bahwa makanan dan air dalam kondisi baik. Dia mulai mencurigai sorang mantan juru masak yang bernama Mary Mallon.

3. Mary Ditahan Karena Membawa Virus

Sumber: NPR

Mary Mallon akhirnya ditahan secara paksa di Rumah Sakit Willard Parker di mana dia harus memberikan urine, tinja, dan sampel darah setiap hari untuk pemeriksaan. Selama ditahan dia berontak karena merasa bahwa dia sehat dan tidak pernah demam. Bahkan dia pernah menerjang dan hampir menusuk Soper dengan garpu dapur besar karena marah. Dia juga menulis surat yang berisi ancaman pembunuhan untuk Soper.

4. Typoid Mary Ditawari Kesepakatan

Sumber: Tes Lesson

Pada bulan Februari 1910, Ernst Lederle, komisaris kesehatan yang baru, menawarkan Mary kesepakatan. Jika dia berhenti memasak dan memberi laporan rutin ke departemen kesehatan setiap bulan untuk tes, dia akan dibebaskan. Untuk tahun pertama, Mary menaati semua aturan.

Namun setelah itu dia mengganti namanya menjadi Mary Brown dan mengambil pekerjaan sebagai juru masak. Lima tahun setelah pelepasan Mary, ada wabah tifus di Rumah Sakit Sloane. Dokter Soper spesialis virus tifus langsung meneliti Rumah Sakit tersebut.

5. Mary Keras Kepala dan Ditangkap Lagi

Sumber: Tes Lesson

Dia menemukan bahwa rumah sakit telah menyewa juru masak baru, Ny. Brown, hanya tiga bulan sebelum kasus demam tifus muncul. Setelah Soper pergi ke dapur dan menemukan sebuah catatan, dia langsung menemukan jawaban.

Catatan juru masak yang bernama Ny. Brown mirip dengan tulisan tangan pada surat ancaman yang dibuat oleh Mary Mallon.

Kali ini, publik menjadi marah. Dewan Kesehatan mengirim Mary kembali ke Rumah Sakit Riverside. Dia tinggal di sana selama 23 tahun. Setelah stroke membuatnya lumpuh, dia dipindahkan dari pondoknya ke rumah sakit di pulau itu. Dia tinggal di sana sampai kematiannya pada 11 November 1938. Berkat sifat keras kepala Typoid Mary, virus tersebut sukses menyebar ke banyak orang pada zaman itu.