Selasa, 23 April 2024
Dinar Surya Oktarini : Senin, 16 Juli 2018 | 14:45 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Selama pertandingan sepak bola, kalian pernah nggak sih menjumpai para pemain sepak bola kerap memuntahkan air minum saat pertandingan terhenti sejenak?

Pemandangan tersebut kerap terlihat di laga yang berlangsung ketat seperti gelaran akbar Piala Dunia 2018 yang baru saja selesai.

Sembari menegak air mineral di dalam botol, para pemain ini hanya memanfatakan air minum tersebut hanya untuk berkumur-kumur dan memuntahkannya kembali.

Carb Rinsing/nyt.com

Hal itu bukanlah suatu kebiasaan buruk lho guys, melainkan ada alasan ilmiah di balik kebiasaan unik para pemain sepak bola tersebut.

Kebiasaan tersebut dikenal dengan istilah carb rinsing atau pembilasan karbohidrat.

Dilansir dari Business Insider, para pemain berkumur-kumur untuk melarutkan karbohidrat di mulut mereka.

Hal ini diyakini bisa menjaga kinerja tubuh dan otak ketika berlaga di lapangan, dengan cara mengelabui receptors di mulut dan mengirimkan sinyal ke pusat otak, bahwa ada tambahan energi yang masuk di mulut.

Dalam studi European Journal of Sport Science 2017, carb rinsing ini dapat meningkatkan kinerja tubuh dalam berbagai kegiatan fisik karena adanya sinyal di otak membuat otot bekerja lebih keras.

Carb Rinsing/nyt.com

Hal ini dinilai lebih efektif daripada meminum air saat kelelahan yang membuat sakit perut dan kram.

Dalam penelitian Universitas Coventry menguji 12 pria sehat berusia 20 tahunan dapat melakukan aktivitas lebih baik dan fokus setelah melakukan carb rinsing.

Bahkan pada Jurnal Internasional Nutrisi Olahraga dan Metabolisme pada 2015, 12 atlet pria melakukan carb rinsing mampu mengurangi kelelahan.

Dari berbagai hasil studi tersebut, metode ini tidak memiliki dampak besar untuk aktivitas jangka pendek, namun lebih efektif untuk aktivitas berat dengan tempo lama seperti dalam pertandingan sepak bola.

"Metode carb rinsing ini tidak membuat para pemain berlari lebih cepat atau menendang lebih keras. Ini hanya akan memaksimalkan konsentrasi mereka" terang David Ferguson, seorang Asisten Profesor Fisiologi Olahraga di Michigan State.

BACA SELANJUTNYA

Tak Mau ke Indonesia, Lionel Messi Pilih Pulang ke Kampung Halaman