Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - California sedang menghadapi bencana yang mematikan. Rekor cuaca terpanas di California mengakibatkan kebakaran hebat yang melanda bagian utara wilayah tersebut.
Laporan dari Los Angeles Times, rekor cuaca terpanas berada di wilayah Bandara Van Nus 117 °F (47°C), Woodlan Hills 115 °F (46,1°C) dan kota Santa Ana 114 °F (45,5 °C)
Suhu itu mencatatkan rekor sebagai cuhu tertinggi yang pernah terjadi dalam beberapa waktu ke belakang.
Kondisi itu tidak hanya membuat warga California gelisah namun kondisi itu juga berdampak pada kebakaran yang cepat menyebar di wilayah tersebut.
Baca Juga
Kebakaran sudah melanda wilayah Carr dan telah menyebar ke lebih dari 89.000 acre atau 36.000 hektar. Bencana itu mengakibatkan ratusan bangunan hancur dan kerusakan para di bagian barat kota Redding.
Kerusakan parah juga terjadi di wilayah Shasta dan Keswick. Kebakaran menghancurkan secara total 517 bangunan, merusak 135 lainnya dan sekitar 5.000 bangunan beresiko terbakar.
Bencana itu juga menelan lima korban jiwa. Kelima korban itu termasuk nenek "super hero" Melody Bledsoe dan kedua cucunya yang bernama Emily dan James Roberts.
Nenek yang bernama Melody Bledsoey disebut nenek super hero karena ditemukan meninggal dalam kondisi sedang berusaha menyelamatkan dua cucunya. Jenazahnya diketahui sedang membawa selimut basah untuk menyelimuti kedua cucunya dari suhu panas ketika kebakaran melanda.
Malang, ketiganya ditemukan meninggal di dalam rumahnya yang ada di daerah Redding.
Ilmuwan iklim UCLA (The University of California Los Angeles) Daniel Swain, mengatakan kepada Times bahwa vegetasi di seluruh negara bagian sudah "sangat kering". Hal itu diakibatkan karena beberapa bulan sebelumnya banyak tumbuhan yang diterpa gelombang panas terburuk.
Ilmuwan iklim dari Universitas Stanford yang bernama Noah Diffenbaugh mengatakan kepada Associated Press agar kita waspada terhadap perubahan iklim.
"Kami menemukan bahwa pemanasan global telah meningkatkan kemungkinan peristiwa-peristiwa panas (kebakaran) yang memecahkan rekor sebelumnya di lebih dari 80 persen kasus. Peristiwa basah (banjir) juga memecahkan rekor di hampir 50 persen wilayah Bumi," kata Diffenbaugh dalam sebuah pernyataan.
Di Amerika Serikat pada hari Jumat, terdapat 89 kebakaran besar yang aktif. Kebakaran itu memakan wilayah hampir 360.000 hektar menurut laporan dari National Interagency Fire Centre.
Sepanjang tahun ini, kebakaran telah membakar hampir 1,7 juta hektar. Data menunjukkan bahwa data kebakaran itu hampir 14 persen lebih tinggi dari rata-rata 10 tahun terakhir.
Atas banyaknya rekor cuaca terpanas terutama rekor cuaca terpanas di California yang makin mengkhawatirkan, kita harus waspada terhadap perubahan iklim.
Terkini
- Implan Chip ke Otak Buatan Elon Musk Disetujui FDA, Ngeri-Ngeri Sedap
- Anda Lebih Sering Digigit Nyamuk daripada Orang Lain? Ini Sebabnya
- Apa Itu Gerak Semu Matahari? Apa Saja Efeknya?
- Anak yang Diberi Smartphone Sejak Dini Rentan Alami Masalah Kejiwaan, Menurut Studi
- Bikin Industri China Tak Tunduk Walau Panen Sanksi, Apa Itu RISC-V?
- Deretan Jenis Manusia Purba yang Ada di Indonesia, Ada Apa Saja?
- Apa Perbedaan Solid State Battery dengan Baterai Litium Ion Biasa?
- Sederet Tanda Anda Harus Berhenti Main HP, Waspadai Mata Lelah
- Mengapa Orang Mengalami Nyeri Otot setelah Olahraga?
- Mengenal Rabies: Binatang Apa Saja yang Jadi Sumber Penularan? Apa Gejalanya?
Berita Terkait
-
Hari Bumi 2023, Google Doodle Ingatkan Perubahan Iklim
-
Bangun Infrastruktur Rendah Karbon, Huawei Masuk Daftar A CDP
-
BRIN: 2 Faktor Penyebab Cuaca Ekstrem Makin Sering di Indonesia
-
Ilmuwan Ungkap Pelelehan Es di Greenland Kian Cepat, Perubahan Iklim Bikin Khawatir
-
PBB Ungkap Potensi Mematikan dari Gelombang Panas yang akan Datang, Bikin Ngeri
-
Manfaatkan Teknologi, Fairatmos Sasar Demokratisasi Akses Pasar Karbon
-
Panas Ekstrem Diprediksi Bakal Terjadi 3 Kali Lebih Sering, Berbahaya?
-
BMKG: Suhu Perkotaan Indonesia Bakal Naik 3 Derajat Celcius pada Akhir Abad 21
-
Hadapi Perubahan Iklim, Maladewa Sampai Bangun Kota Terapung
-
Gegara Perubahan Iklim, Terpaksa Base Camp Gunung Everest Pindah