Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Temuan baru NASA mengungkap kalau tidak ada karbon dioksida yang cukup di Mars. Hal ini dibutuhkan untuk terraform Mars agar menyerupai Bumi sebagai tempat tinggal manusia. Tapi, Elon Musk mengatakan sebaliknya.
Terraforming adalah proses hipotesis mengubah kondisi planet untuk membuatnya layak huni bagi tumbuhan dan hewan Bumi, termasuk manusia. Menurut NASA, kandidat yang paling menjajikan untuk terraforming adalah Mars.
Di masa lalu, para ilmuwan telah berteori bahwa karbon dioksida dan gas rumah kaca lainnya yang tersimpan di batuan Mars dan lapisan es kutub, dapat dilepaskan kembali ke atmosfer untuk membuatnya lebih tebal, memanaskan planet dan memungkinkan cairan tetap berada di permukaan.
Namun, penelitian tersebut yang diterbitkan dalam jurnal Nature Astronomy dibantah oleh penulis utama Bruce Jakosky dari University of Colorado.
Baca Juga
-
Buat Polling Twitter, Iker Casillas Tidak Percaya NASA Ke Bulan
-
NASA Temukan Asteroid Kembar yang Berpotensi Membahayakan Bumi
-
Alyssa Carson, Remaja 17 Tahun yang Akan Mendarat di Mars
-
Mars Lebih Cerah dari Bintang Tahun Ini, Tercerah Dalam 15 Tahun
-
Ini Penampakan Terbaru Bumi dari Satelit NASA Paling Canggih
"Hasil kami menunjukkan bahwa tidak cukup karbon dioksida yang tersisa di Mars untuk memberikan pemanasan rumah kaca yang signifikan adalah gas yang akan dimasukkan ke atmosfer. Selain itu, sebagian besar gas karbon dioksida tidak dapat diakses dan tidak dapat dengan mudah dimobilisasi. Akibatnya, terraforming Mars tidak mungkin menggunakan teknologi masa kini," jelasnya.
Meskipun atmosfer Mars saat ini sebagian besar terdiri dari karbondioksida, itu terlalu tipis dan dingin untuk mendukung air (cairan) sebagai bahan penting untuk menyokong kehidupan.
Namun, dalam sebuah tweet CEO SpaceX, Elon Musk mengatakan bahwa ada sejumlah besar karbon dioksida di Mars yang diserap ke dalam tanah yang akan dilepaskan saat pemanasan.
Dengan energi yang cukup melalui fusi buatan atau alami yaitu Matahari, manusia dapat melakukan terraform.
Meski begitu, dalam studi tersebut NASA telah meneliti berapa banyak karbondioksida yang terkandung dalam tanah dan mineral tetapi masih menemukan jumlah yang dilepaskan masih terlalu kecil untuk terraform planet ke tingkat yang diperlukan untuk mendukung kehidupan manusia.
Tulisan mengenai temuan baru NASA ini sudah dimuat di Suara.com dengan judul Temuan NASA Tepis Opini Elon Musk soal Manusia Tinggal di Mars?
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Honkai Impact 3 Siap Rilis Update v7.2 Sayap Menuju Mars
-
Telco X: "X" terbaru yang dibawa Elon Musk ke Indonesia?
-
Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
-
Deretan Orang Terkaya di Dunia 2023: Posisi Elon Musk Digusur Juragan Louis Vuitton
-
Manfaatkan Pengaruh, Elon Musk Dituduh Memanipulasi Harga Dogecoin
-
UAE Siap Mengembangkan Pesawat Luar Angkasa untuk Menjelajahi Sabuk Asteroid Mars
-
Implan Chip ke Otak Buatan Elon Musk Disetujui FDA, Ngeri-Ngeri Sedap
-
Pengguna Premium Makin Dimanjakan, Akun Twitter Blue Kini Bisa Upload Video Berdurasi 2 Jam
-
Satya Nadella dan Elon Musk Beda Pendapat, Siapa Pegang Kendali OpenAI
-
Tunjuk Linda Yaccarino Sebagai CEO Twitter Baru, Keputusan Elon Musk Dinilai Analis Sangat Tepat