Rabu, 24 April 2024
Dinar Surya Oktarini | Rezza Dwi Rachmanta : Rabu, 26 September 2018 | 12:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Memasuki tahun politik yang kental dengan penyebaran video artikel yang menyebar kehebongan atau hoax, ternyata terdapat teknologi yang dapat menangkalnya. Digital imaging perkembangannya semakin cepat sehingga bisa mendeteksi video hoax.

Zaman sekarang, kita semakin sulit percaya laporan atau berita tentang konflik global, pemberontakan sosial, atau bencana alam. Kadang laporan itu sering disebarkan menggunakan video hoax.

Semakin maju teknologi, kita justru semakin sulit memisahkan mana yang fakta maupun fiksi.

Kemajuan dalam teknologi pencitraan digital atau sering disebut dengan digital imaging ternyata bisa menanggulangi hal di atas.

Sayangnya, tak hanya mendeteksi video hoax, teknologi digital imaging dapat digunakan untuk membuat video hoax juga.

Teknologi masa depan sudah mulai tercipta dan efeknya bisa sangat mengerikan jika disalahgunakan untuk membuat video hoax.

Dimulai pada bulan Juli 2017, teknologi digital imaging dalam membuat video sinkronisasi ditemukan oleh para peneliti dari Universitas Washington.

Teknologi digital imaging itu dapat menyintesis rekaman orang sehingga bisa mengatakan apa saja yang kamu inginkan.

Dengan beberapa jam rekaman audio seseorang, kita dapat memindahkan rekaman itu ke dalam tubuh yang berbeda.

Selain itu, dengan menggunakan beberapa ratus gambar dari seseorang, kita bisa menyintesis video wajah seseorang.

Kamu dapat menyintesis video seseorang ke dalam tubuh orang lain dengan ekpresi wajah, gerakan kepala, dan rincian gerakan lainnya.

Dengan gabungan dua teknologi itu, video palsu bisa dibuat untuk meyakinkan publik. Misal ada video seorang pemimpin yang berbicara A padahal dia tidak pernah berbicara seperti itu.

Namun santai saja, video hoax juga bisa dideteksi dengan menggunakan teknologi digital imaging.

Proses sintesis video dari rekaman yang berbeda. (Washington University)

Dr Henry Farid, seorang ilmuwan komputer dan ahli forensik digital di Dartmouth University mengatakan bahwa kita bisa mendeteksi gambar dan video hoax dengan teknologi serupa.

Dengan memperbesar perubahan kecil dalam video seseorang, kita bisa melihat perubahan halus dalam warna di wajah mereka.

Kita bisa membedakan mana video yang sebenarnya dan mana video yang sudah ''dijahit'' atau disintesis dengan digital imaging.

Ilmuwan komputer bisa menggunakan cara ini untuk membedakan ''orang nyata'' dan orang yang dihasilkan komputer.

Dengan kemampuan mendeteksi dan membuat video hoax, teknologi digital imaging bisa menjadi pisau bermata dua.

BACA SELANJUTNYA

Siapa Ibnu Al Haitam? Ternyata Kontribusinya di Bidang Optik Bikin Tercengang