Jum'at, 26 April 2024
Dinar Surya Oktarini : Rabu, 26 September 2018 | 12:30 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Beberapa rumor bahwa semakin tinggi pesawat mengudara, maka semakin baik pula pesawat terbang dengan kecepatan tinggi. Namun terbang dalam ketinggian tertentu bukan berarti tidak berisiko.

Sebab, semakin tinggi pesawat mengudara, maka semakin tipis pula udara.

Udara yang semakin tipis tak hanya dapat membahayakan penumpang namun juga membahayakan mesin, sebab kandungan udara yang dipasok mesin semakin berkurang.

Jika udara yang dipasok mesin berkurang, maka kemungkinan terburuknya ialah mesin akan mengalami kerusakan dan tak lagi dapat digunakan.

Ilustrasi pesawat (Traveler.com.au)

Hal ini yang dialami awak pesawat Pinnacle Airlines 3701. Kala itu pesawat Pinnacle Airlines 3701 terbang pada ketingian 33 ribu kaki.

Namun beberapa waktu kemudian sang pilot memberanikan diri mengudara di ketinggian maksimum pesawat, 41 ribu kaki. Akibatnya mesin pesawat kekurangan pasokan udara, dan berhenti beroperasi. Pesawat itu kemudian jatuh dan hancur.

''Di ketinggian maksimum, kedua mesin pesawat gagal, kami tak dapat menghidupkan mesin, pesawat jatuh dan hancur,'' ujar Tom Farier, pensiunan pilot.

Itulah mengapa pesawat harus terbang pada ketinggian sesuai aturannya, tidak melebihi ketinggian yang telah ditetapkan.

Tulisan mengenai bahaya pesawat terbang terlalu tinggi ini sudah dimuat di Guideku.com dengan judul Seram, Inilah yang Terjadi Saat Pesawat Terbang Terlalu Tinggi.

BACA SELANJUTNYA

Mencekam dan Tragis, Detail Jatuhnya Pesawat Yeti Airlines Diungkap FlightRadar24