Jum'at, 19 April 2024
Dinar Surya Oktarini | Rezza Dwi Rachmanta : Senin, 08 Oktober 2018 | 13:30 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Robot humanoid saat ini menjadi tren di kalangan ilmuwan dan juga para peneliti khusus robot. Namun beberapa kalangan menilai, robot makin mirip manusia justru dapat menciptakan daya tarik dan ketakutan itu sendiri.

Sebuah robot humanoid bernama Erica terlihat mengobrol dengan seorang pria. Pemandangan itu menjadi tontonan utama para penonton yang hadir di Madrid.

Pekan ini, tepatnya pada tanggal 1-5 Oktober 2018, para ilmuwan dan peneliti berkumpul di International Conference on Intelligent Robots.

Konferensi yang membahas kecerdasan robot itu diselenggarakan secara tahunan.

Dalam konferensi itu, Erica mendapatkan perhatian ''lebih'' karena sangat mirip dengan manusia.

Erica bisa melakukan percakapan dan sangat cantik. (USA Today)

Bentuk yang sangat mirip manusia dapat menjadi kunci untuk mengintegrasikan mesin tersebut ke dalam kehidupan kita.

Erica memang tidak memahami percakapan sepenuhnya, namun dia telah dilatih untuk mendeteksi kata kunci dan menanggapinya.

Sumber kontroversi biasanya karena sebagian dari kita ketakutan karena dapat kehilangan pekerjaan.

Namun ilmuwan menjelaskan bahwa suatu saat nanti, kehadiran robot dalam kehidupan sehari-hari tetap tak terelakan.

''Robot akan hidup berdampingan dengan manusia cepat atau lambat'', kata Hiroko Kamide, seorang psikolog Jepang yang mengkhususkan diri mendalami hubungan antara manusia dan robot.

Erica contohnya, meski belum maksimal, namun penampilannya yang cantik dan mirip dengan manusia akan membuatnya mudah melebur di kehidupan kita.

Robot Atlas. (Boston Dynamics)

Namun di sisi lain, robot makin mirip manusia dapat menciptakan ketakutan tersendiri.

Atlas yang merupakan robot Humanoid buatan Boston Dynamic dapat berjalan seperti manusia dan juga dapat berlari.

Dikutip dari Rawstory, Amnesty International menuduh Atlas dibiayai oleh sebuah lembaga dari Departemen Pertahanan AS menjadi ''robot pembunuh'' di masa depan.

Tokoh teknologi seperti Stephen Hawking dan Elon Musk juga mengkritik keras mengenai robot yang didukung dengan kecerdasan buatan.

Ilustrasi robot pekerja. (PCR)

Sebelum kematiannya, Hawking pernah meminta para ilmuwan untuk berhati-hati dalam mengembangkan Artificial Intelligence atau dikenal dengan AI.

Sama seperti Hawking, Musk juga memperingatkan bahwa AI dapat membahayakan manusia di masa depan.

Musk percaya bahwa perkembangan AI yang tak terkendali merupakan ancaman eksistensial bagi umat manusia.

Robot makin mirip manusia kini menjadi kontroversial karena menciptakan daya tarik dan juga ketakutan tersendiri.

BACA SELANJUTNYA

Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet