Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Berdasarkan penelitian ilmiah yang dilakukan oleh ilmuwan, paus bungkuk makan hingga 2.500 kilogram setiap harinya. Sebuah video berhasil menampilkan paus bungkuk cerdik saat memburu mangsa di permukaan laut.
Paus bungkuk (Megaptera novaeangliae) di lepas pantai timur Pulau Vancouver Kanada telah menemukan cara ''cerdik'' dalam memburu mangsa secara efektif.
Mereka memasang perangkap untuk membuat makanan datang secara ''sukarela'' ke dalam mulut sang paus.
Dikenal sebagai ''perangkap makanan'', paus bungkuk akan berdiam diri tepat di bawah permukaan laut.
Baca Juga
Paus bungkuk akan membiarkan mulut mereka terbuka selama setidaknya empat detik.
Itu memungkinkan air dalam jumlah banyak akan masuk ke dalam mulut mereka yang besar.
Setelah mangsa terkumpul dan tersedot, mereka segera menutup rahang sehingga udang, ikan haring, dan plankton kecil secara ''sukarela'' akan masuk.
Pada tahun 2011, dua paus bungkuk diketahui menggunakan strategi ''perangkap makanan'' di daerah yang sama (Pulau Vancouver).
Empat tahun kemudian, terdapat 16 paus bungkuk yang menggunakan cara cerdik seperti itu.
Peneliti mengungkapkan bahwa teknik ini bisa menjadi inovasi pencarian makan yang dapat ditularkan antar paus dalam lingkungan perburuan tertentu.
Dikutip dari IFLScience, Molly Zaleski, seorang ahli biologi kelautan mengatakan bahwa dirinya belum pernah menemukan fenomena ini sebelumnya.
Zaleski pernah beberapa tahun berada di perairan Alaska untuk meneliti paus bungkuk.
Namun selama disana, ia belum pernah melihat paus bungkuk menggunakan cara seperti itu.
Marine Mammal Science, sebuah organisasi yang terdiri dari para peneliti mengungkapkan bahwa paus bungkuk ternyata makhluk sosial yang cerdas.
Melalui pembelajaran sosial, mereka bisa mempraktikkan strategi mencari makan yang inovatif.
Penampakan paus bungkuk cerdik saat memburu mangsa di permukaan laut sangat menarik untuk kita amati mengingat keberadaan mereka semakin terancam karena perburuan liar.
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Pakar Ungkap Keresahannya Terkait AI, Bisa Ancam Umat Manusia?
-
Peneliti Ungkap Rahasia untuk Berkomunikasi dengan Kucing, Ini Kuncinya
-
Bermanuver, Para Whale Beli BTC Senilai Puluhan Triliun Rupiah
-
Ilmuwan Temukan Mikroba di Kutub yang Bisa Urai Plastik
-
Pertama di Dunia, Ilmuwan Berhasil Ciptakan Transistor dari Kayu
-
Mencairnya Es di Antartika Bakal Bawa Dampak Buruk ke Laut, Ini Sebabnya
-
Mitos Raksasa Laut Dibongkar Ilmuwan, Ternyata Cuma Ikan Paus
-
Ketar-ketir dengan Starlink-nya Elon Musk, China akan Luncurkan 13000 Satelit
-
Ilmuwan Temukan Microplastik di Pembuluh Darah Manusia, Miris
-
Langit Indonesia Akan Dilintasi Komet Langka pada Awal Februari 2023