Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - USFWS (United States Fish and Wildlife Service) baru saja menobatkan burung liar tertua di dunia. Organisasi yang menaungi para peneliti kehidupan liar dari Amerika Serikat ini telah lama mengamati albatros lysan.
Mereka merupakan makhluk unik yang mayoritas populasinya berada di Kepulauan Hawaii Barat Laut.
Albatros lysan (Phoebastria immutabilis) terkenal sebagai spesies burung laut yang basanya dapat ditemukan di Pasifik Utara.
Populasi mereka diperkirakan mencapai 2,5 juta ekor.
Baca Juga
Peneliti dari USFWS sangat senang ketika albatros lysan yang berusia 68 tahun kembali ke tempat perlindungan satwa di Midway Atoll, Amerika Serikat.
Tempat perlindungan satwa liar tersebut sangat jauh dari hiruk pikuk aktivitas manusia, sehingga cocok dijadikan tempat penelitian.
Burung albatros yang dijadikan objek penelitian oleh USFWS telah bertelur dan membesarkan 36 anak burung selama puluhan tahun.
Albatros lysan dikenal sebagai burung yang bertelur selama setahun sekali.
Itu berarti, selama 36 tahun albatros yang diberi nama Wisdom ini telah merawat dan membesarkan anaknya.
Wisdom pertama kali diikat kakinya menggunakan tanda (untuk dijadikan objek penelitian) pada tahun 1956. Saat diikat, ia dipercaya sudah berumur lima tahun.
Seorang peneliti dan ahli biologi bernama Chandler Robbins adalah orang pertama kali meneliti burung tersebut.
Albatros terkenal karena rentang hidupnya yang panjang dan sering hidup lebih lama dari para peneliti mereka.
Dikutip dari Guardian, Robbins meninggal pada tahun 2017 pada usia 98 tahun.
Namun sampai sekarang, Wisdom masih hidup dan peneliti bisa melanjutkan pengamatan yang pernah dilakukan Robbins.
Kini Wisdom sudah bertelur dan itu akan menjadi pengalamannya ke-37 dalam membesarkan anaknya.
Seperti banyak elang laut lainnya, Wisdom kembali hampir setiap tahun ke tempat di mana ia dilahirkan.
Penelitian burung liar tertua di dunia semakin membuat ilmuwan bersemangat karena mereka mempunyai perilaku unik tersendiri.
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Pakar Ungkap Keresahannya Terkait AI, Bisa Ancam Umat Manusia?
-
Peneliti Ungkap Rahasia untuk Berkomunikasi dengan Kucing, Ini Kuncinya
-
Ilmuwan Temukan Mikroba di Kutub yang Bisa Urai Plastik
-
Pertama di Dunia, Ilmuwan Berhasil Ciptakan Transistor dari Kayu
-
Penjelasan Elon Musk Kenapa Logo Burung Biru Twitter Berubah Jadi Anjing
-
Mencairnya Es di Antartika Bakal Bawa Dampak Buruk ke Laut, Ini Sebabnya
-
Tepati Janji, Ini Alasan Elon Musk Ubah Logo Twitter jadi Anjing Doge
-
Ketar-ketir dengan Starlink-nya Elon Musk, China akan Luncurkan 13000 Satelit
-
Mulai Telan Korban, WHO Waspadai Flu Burung di Kamboja
-
Ilmuwan Temukan Microplastik di Pembuluh Darah Manusia, Miris