Jum'at, 26 April 2024
Dinar Surya Oktarini | Rezza Dwi Rachmanta : Kamis, 13 Desember 2018 | 15:30 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Pada tahun 2018, anak-anak yang tumbuh di usia dini didominasi oleh perangkat atau gadget canggih. Sekelompok peneliti yang berasal dari Maryland, Amerika Serikat mengungkap bahwa layar gadget dapat berpengaruh pada otak anak.

Menggunakan MRI (Magnetic Resonance Imaging), peneliti memindai atau melakukan scanning otak dari 4.500 anak-anak dan itu menunjukkan ''pola yang berbeda''.

Pola itu tergantung pada seberapa lama mereka terpapar oleh layar gadget setiap harinya.

Proyek penelitian ini merupakan sebuah rangkaian proyek yang menelan dana besar dan lokasi luas yang tersebar di seluruh negara bagian.

Para peneliti akan memantau, mewawancarai, serta memindai otak anak yang berumur 9 hingga sepuluh tahun.

Objek penelitian berupa anak-anak tersebut akan tersebar pada 21 lokasi berbeda di seluruh negara bagian.

Para peneliti yang berasal dari National Institutes of Health akan mengikuti lebih dari 11 ribu anak selama satu dekade.

Penelitian akan menghabiskan dana sebesar 300 juta dolar AS atau Rp 4,3 triliun sehingga menjadi salah satu penelitian terbesar yang ada.

Dr. Gaya Dowling, salah satu pemimpin penelitian, memberikan gambaran sekilas tentang apa yang mereka ketahui sejauh ini.

Ilustrasi anak dengan gadget. (Pixabay/ StockSnap)

Dalam tahap awal, mereka memindai 4.500 otak anak dan menemukan hasil yang mengejutkan.

Dikutip dari Futurism, MRI menemukan perbedaan siginifikan pada otak anak yang menggunakan smartphone, tablet, dan gadget lainnya lebih dari tujuh jam sehari.

Warna dapat menunjukkan perbedaan pola otak pada anak berusia sembilan dan sepuluh tahun. Setelah dipindai atau di-scan, MRI menunjukkan warna merah pada otak anak.

Warna merah merupakan penipisan korteks dini, di mana lapisan itu merupakan lapisan terluar otak yang memproses informasi dari panca indra.

Dowling menjelaskan bahwa penipisan korteks dianggap sebagai proses pematang. Jadi apa yang kita harapkan terjadi kemudian akan terjadi sedikit lebih awal.

Ilustrasi otak. (Pixabay/ VS-Rao)

Namun peneliti belum menyimpulkan bahwa itu merupakan hal yang buruk.

Mereka akan mengikuti ribuan anak-anak dari waktu ke waktu karena ini merupakan penelitian jangka panjang.

Penelitian sementara juga mengungkap sebuah fakta lain, kemampuan kognitif otak anak ternyata terpengaruh oleh gadget.

Hasil tes menunjukkan bahwa anak-anak yang menghabiskan lebih dari 2 jam sehari di depan layar, mereka mendapat nilai yang lebih rendah pada tes berpikir dan bahasa.

Kesimpulan sementara menyebutkan bahwa layar gadget bisa mempengaruhi pola otak anak dan daya kognitif apabila terlalu lama digunakan.

BACA SELANJUTNYA

Menghindar Saat Mau Dicium Cewek, Respons Anak Nikita Willy Ini Bikin Netizen Gemes