Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Saat ini, berbagai agen komersial antariksa bekerja keras ''mengirim kembali'' manusia ke permukaan Bulan. Namun perlu diketahui, ilmuwan mengungkapkan bahwa debu Bulan ternyata sangat mematikan bagi manusia.
Astronot selama misi Apollo 11 pada tahun 1969 mungkin tidak memiliki insiden kesehatan saat mereka ''bergembira'' melompat-lompat di permukaan Bulan.
Laporan NASA yang melakukan penelitian dari waktu ke waktu terhadap para astronot pasca mendarat di Bulan juga tidak menemukan kendala kesehatan.
Tapi satu hal yang mereka tahu, debu Bulan memiliki suhu yang cukup panas sehingga mampu menurunkan kualitas pakaian luar angkasa astronot.
Baca Juga
Sekarang, para ilmuwan mengumpulkan lebih banyak bukti bahwa debu Bulan bisa sangat mengerikan bagi manusia.
Dengan memperlajari sampel debu (regolith) dari permukaan Bulan, para ilmuwan dari Stony Brook University, New York, menemukan sesuatu yang mengejutkan.
Debu Bulan ternyata dapat bereaksi dengan sel manusia dengan menciptakan apa yang disebut dengan ''radikal hidroksil''.
Reaksi dari partikel itu terkenal sangat reaktif dan di kaitkan dengan penyakit kanker pada paru-paru.
''Ini adalah masalah kesehatan utama bagi astronot masa depan,'' kata Donald Hendrix, pemimpin studi di Stony Brook University.
Penelitian yang berbeda memperkuat penelitian sebelumnya dengan menyebutkan bahwa debu Bulan memiliki efek yang lebih parah lagi.
Para ilmuwan menggunakan sel-sel otak tikus dan sel paru-paru manusia untuk menyimulasikan efek debu Bulan.
Hasilnya sangat mematikan, 90 persen sel paru-paru manusia dan neuron tikus mati setelah terkena efek dari debu Bulan.
''Debu adalah kekhawatiran nomor satu saat kembali ke Bulan'' kata astronot Apollo, John Young, dikutip dari Futurism.
Debu Bulan akan menjadi masalah besar bagi perencanaan manusia untuk ''berkeliaran kembali'' di permukaan Bulan.
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Pakar Ungkap Keresahannya Terkait AI, Bisa Ancam Umat Manusia?
-
Peneliti Ungkap Rahasia untuk Berkomunikasi dengan Kucing, Ini Kuncinya
-
Ilmuwan Temukan Mikroba di Kutub yang Bisa Urai Plastik
-
Ilmuwan Ungkap Struktur Inti Bulan, Hasilnya Mengejutkan
-
Kapan Gerhana Bulan Penumbra Terjadi Mei 2023, Terlihat dari Indonesia?
-
Apa Itu Gerhana Bulan Penumbra, Kapan Terjadi Tahun 2023 Ini?
-
Pertama di Dunia, Ilmuwan Berhasil Ciptakan Transistor dari Kayu
-
Berapa Jarak Bumi ke Bulan, Lengkap Fakta Menariknya
-
Hyundai Siap Luncurkan Kendaraan Penjelajah Bulan di 2027
-
Realme 11 Pro Plus akan Hadir dengan Mode Pemotretan Bulan?