Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Seorang seniman dan juga aktivis lingkungan yang peduli dengan Bumi membuat karya seni yang menakjubkan. Melalui karya seni berjudul ''Voice of Nature'' atau ''Suara Alam'', sebatang pohon bisa menceritakan kondisi sekitarnya dan perubahan iklim yang mulai memburuk.
Ia memodifikasi sebatang pohon dengan kabel detektor dan program khusus agar bisa ''bercerita'' mengenai keadaannya.
Seorang seniman yang bernama Thijs Biersteker menggunakan cara yang berbeda dalam menyampaikan perubahan iklim pada orang-orang modern.
Pohon merupakan pemegang rekor alam, perubahan lingkungan terjadi karena keberadaan mereka semakin sedikit.
Baca Juga
Pohon-pohon mendokumentasikan kehidupan mereka melalui cincin pertumbuhan tahunan yang tersembunyi di balik kulit kayu.
Bagi mereka yang menyukai biologi, cincin tersebut dapat menceritakan kisah yang mendetail mengenail kondisi sebuah pohon.
Cincin itu dapat mengungkap penyakit serangga, kebakaran hutan, kekeringan, dan kondisi iklim di sekitar pohon.
Karya seni Biersteker didasarkan pada satu pohon di Chengdu, kota berpenduduk 14 juta orang di Cina sebelah barat daya.
Pohon itu penuh dengan sensor yang terhubung ke akar, daun, dan rantingnya.
Sensor tersebut akan mengumpulkan 1.600 titik data sehingga akan mengabarkan perubahan lingkungan di sekitar pohon.
Kumpulan sensor dapat memantau kondisi lingkungan seperti tingkat CO2, suhu, kelembapan di tanah, dan tingkat cahaya.
Mereka akan terhubung melalui algoritma yang ditanamkan pada sebuah program sehingga menghasilkan cincin digital setiap detiknya.
Cincin ini dapat digunakan untuk mendokumentasikan kesehatan pohon secara nyata.
Karya seni Voice of Nature atau Suara Alam juga membuat efek perubahan iklim pada alam lebih mudah diakses.
Dikutip dari Vice, ini akan memudahkan manusia mengakses ''bukti'' perubahaan iklim dan kondisi Bumi yang makin sekarat.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh ilmuwan mengungkap bahwa es berusia tua di Arktik mulai menghilang dan lumut di Kutub Utara juga telah berubah warna.
Hal tersebut lebih dari cukup untuk membuktikan bahwa kondisi lingkungan kita semakin mengkhawatirkan.
Manusia modern mungkin menyangsikan ''bukti'' yang ada di Kutub Utara atau Arktik karena terlalu jauh dan akses ke sana sangat terbatas.
Dengan adanya karya seni ini, manusia modern dapat mengakses ''bukti'' di tempat terdekat mereka.
Biersteker mengatakan bahwa proyeksi cincin digital menjadi indah ketika tingkat polusi meningkat.
Ironisnya, pohon itu menciptakan cincin digital yang indah hampir tiap waktu. Itu menunjukkan bahwa polusi kota sangat mengkhawatirkan.
Karya seni yang sangat kreatif ini dapat menggugah orang agar semakin menyadari perubahan iklim yang terjadi di sekitar mereka.
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Hari Bumi 2023, Google Doodle Ingatkan Perubahan Iklim
-
Bangun Infrastruktur Rendah Karbon, Huawei Masuk Daftar A CDP
-
BRIN: 2 Faktor Penyebab Cuaca Ekstrem Makin Sering di Indonesia
-
Ilmuwan Ungkap Pelelehan Es di Greenland Kian Cepat, Perubahan Iklim Bikin Khawatir
-
PBB Ungkap Potensi Mematikan dari Gelombang Panas yang akan Datang, Bikin Ngeri
-
Manfaatkan Teknologi, Fairatmos Sasar Demokratisasi Akses Pasar Karbon
-
Panas Ekstrem Diprediksi Bakal Terjadi 3 Kali Lebih Sering, Berbahaya?
-
BMKG: Suhu Perkotaan Indonesia Bakal Naik 3 Derajat Celcius pada Akhir Abad 21
-
Hadapi Perubahan Iklim, Maladewa Sampai Bangun Kota Terapung
-
Gegara Perubahan Iklim, Terpaksa Base Camp Gunung Everest Pindah